Usai sholat subuh, aku diajak suami untuk merenungkan satu ayat; Al-An'am; 159, tentang orang-orang yang mencerai-beraikan agama menjadi golongan-golongan. Suamiku adalah orang yang ketika ditanya; "Kamu aliran islam apa?" Ia akan menjawab; "Saya adalah pengikut Sunnahnya Rosulullah SAW," tanpa menyebutkan nama satu golongan tertentu. Ia sangat tidak suka dengan orang yang mengagungkan golongannya, apalagi kalau sampai menganggap golongan lain salah. Padahal, landasan perasaan yang harus ada di dalam hati kita masing-masing adalah; Mukhlisinna lahuddiin (Memurnikan semurni-murninya ibadah hanya kepadaNya).
- Ketika seorang petani bersungguh-sungguh menggarap sawahnya, berarti ia telah Mukhlisinna lahuddiin
- Ketika seorang istri bersungguh-sungguh mencintai suaminya, berarti ia telah Mukhlisinna lahuddiin
- Ketika seorang guru bersungguh-sungguh mendidik muridnya, berarti ia telah Mukhlisinna lahuddiin
Sebab Ikhlas = Totalitas.
Dan Ikhlas = Laa illaha illallahu
- Ketika seorang petani bersungguh-sungguh menggarap sawahnya, berarti ia telah Mukhlisinna lahuddiin
- Ketika seorang istri bersungguh-sungguh mencintai suaminya, berarti ia telah Mukhlisinna lahuddiin
- Ketika seorang guru bersungguh-sungguh mendidik muridnya, berarti ia telah Mukhlisinna lahuddiin
Sebab Ikhlas = Totalitas.
Dan Ikhlas = Laa illaha illallahu