Belakangan ini, Mala sangat doyan meminta NASEHAT kepada setiap orang yang ditemuinya. Ia seperti sedang haus nasehat. Jika orang tersebut tidak ada ide untuk mensehatinya apa, Mala akan meminta doa dari orang tersebut. Hari ini, ia bertemu dengan teman lamanya, laki-laki. Seperti biasa, ia meminta dinasehati. Laki-laki itu berkata; "Jadilah WANITA yang sesungguhnya; menenangkan dan menyenangkan. Jangan sampai kamu menjadi wanita yang BERBAHAYA; yang tidak pandai bersyukur, yang banyak menuntut, yang banyak berdusta."
Kamis, 31 Maret 2016
Rabu, 30 Maret 2016
Bersalah kepada Manusia
Hari ini aku dinasehati oleh salah seorang sahabat yang tahu bahwa aku sedang berusaha hijrah. Untuk tahap awal, ia tidak menasehatiku tentang apapun selain 1 hal; "Hati-hatilah berurusan dengan MANUSIA." Tentu saja aku tidak mengerti apa maksudnya. Aku kira, ia akan menasehatiku tentang sholat atau hijab, tapi ini tidak.
"Ketika kita berbuat DOSA, kita bisa meminta ampun kepada Allah dimana pun dan kapan pun. Tapi, jika kita berbuat SALAH kepada manusia? Bahkan setelah kita meminta maafpun belum tentu ia memaafkan. Sedangkan Allah tidak akan mengampuni kesalahan tersebut sebelum kita menuntaskan urusan kita dengan orang yang bersangkutan. Sungguh, berbuah salah kepada manusia itu adalah serumit dan sesulit-sulitnya urusan! Berhati-hatilah kawan!"
"Ketika kita berbuat DOSA, kita bisa meminta ampun kepada Allah dimana pun dan kapan pun. Tapi, jika kita berbuat SALAH kepada manusia? Bahkan setelah kita meminta maafpun belum tentu ia memaafkan. Sedangkan Allah tidak akan mengampuni kesalahan tersebut sebelum kita menuntaskan urusan kita dengan orang yang bersangkutan. Sungguh, berbuah salah kepada manusia itu adalah serumit dan sesulit-sulitnya urusan! Berhati-hatilah kawan!"
Selasa, 29 Maret 2016
Malu berdoa sebelum berupaya
Sudah lebih dari 3 bulan hujan tak kunjung turun di negeri ini. Jerebu masih menyelimuti. Padahal, hanya hujanlah yang mampu menyudahi jerebu ini. Aku mengajak dosenku untuk turut sholat Istisqo berjamaah di masjid kampus. Tapi, apa kata beliau?
"Saya MALU! Saya belum melakukan apa-apa untuk negeri ini. Saya malu terlalu banyak meminta padaNya."
Aku terheran padanya. Bukankah Allah justru akan semakin suka jika kita MEMINTA kepadaNya? Tak peduli sudah maksimal atau belum usaha kita. Bahkan, sekalipun usaha kita belum dimulai sama sekali.
"Saya MALU! Saya belum melakukan apa-apa untuk negeri ini. Saya malu terlalu banyak meminta padaNya."
Aku terheran padanya. Bukankah Allah justru akan semakin suka jika kita MEMINTA kepadaNya? Tak peduli sudah maksimal atau belum usaha kita. Bahkan, sekalipun usaha kita belum dimulai sama sekali.
Senin, 28 Maret 2016
Syurga itu adalah ambisi manusia
Hari ini aku mendadak jadi sangat khawatir tentang SURGA dan NERAKA. Ntah kenapa aku jadi perhitungan dengan semua ibadah yang sudah ku lakukan selama ini. Aku tahu, kebaikanku masih sangat sedikit. Aku sekedar ingin menimbang-nimbang, kira-kira cukupkan semua kebaikanku itu sebagai tiket masuk syurga?
Sahabat baikku akhirnya angkat bicara; "Upayamu untuk taat kepada Allah itu jauh lebih utama daripada SYURGA." Tentu saja aku heran padanya. Tak mengerti ucapannya.
"SYURGA itu adalah ambisi manusia. Sedangkan TAAT itu adalah permintaan Allah. Kamu pilih fokur pada yang mana?" lanjutnya lagi. Aku benar-benar tercengang dibuatnya. Berfikir, tersadar kemudian.
Sahabat baikku akhirnya angkat bicara; "Upayamu untuk taat kepada Allah itu jauh lebih utama daripada SYURGA." Tentu saja aku heran padanya. Tak mengerti ucapannya.
"SYURGA itu adalah ambisi manusia. Sedangkan TAAT itu adalah permintaan Allah. Kamu pilih fokur pada yang mana?" lanjutnya lagi. Aku benar-benar tercengang dibuatnya. Berfikir, tersadar kemudian.
Minggu, 27 Maret 2016
Tak sabar untuk menikah
Sebulan yang lalu, aku masih ingat bagaimana dirinya. Ia adalah orang yang paling enggan membahas pernikahan dan paling enggan mendengar orang membahas pernikahan. "Ih, kok terkesan ngebet banget gitu sih?" katanya. Tapi, hari ini ada sesuatu yang berbeda dari dirinya. Ia tiba-tiba menemuiku dan mengaku siap jika ada seseorang yang ingin mengkhitbahnya dalam waktu dekat. Aku heran. Tak habis fikir dibuatnya. Tahukah kamu apa jawabannya?
"Aku iri. Pada mereka yang sudah MENYEMPURNAKAN separuh ibadahnya. Separuh itu tidak sedikit loh! Selama kita belum menikah, sebaik apapun ibadah yang kita lakukan itu ternyata terhitung separuh saja. Maka, bagaimana aku tak ingin bersegera menikah?"
Aku sadar bahwa ternyata kita tidak pernah benar-benar tahu dengan cara apa hati kita tersentuh. Temanku itu sudah tahu sejak lama bahwa menikah itu menyempurnakan separuh agama. Tapi, hari ini nasehat itu benar-benar masuk ke dalam hatinya dan mengubah pemikirannya. Luar biasa!
"Aku iri. Pada mereka yang sudah MENYEMPURNAKAN separuh ibadahnya. Separuh itu tidak sedikit loh! Selama kita belum menikah, sebaik apapun ibadah yang kita lakukan itu ternyata terhitung separuh saja. Maka, bagaimana aku tak ingin bersegera menikah?"
Aku sadar bahwa ternyata kita tidak pernah benar-benar tahu dengan cara apa hati kita tersentuh. Temanku itu sudah tahu sejak lama bahwa menikah itu menyempurnakan separuh agama. Tapi, hari ini nasehat itu benar-benar masuk ke dalam hatinya dan mengubah pemikirannya. Luar biasa!
Sabtu, 26 Maret 2016
Kita tidak pernah benar-benar mengalami
Aku akui, hari ini aku kelewatan. Menyalahkan seseorang karena kesalahannya dimasa lalu. Aku seolah sedang menyeretnya kembali ke masa lalu supaya ia menyesali perbuatannya. Mulanya, aku mengira aku sedang berada pada sebaik-baik niat, tapi belakangan aku sadar bahwa ternyata aku berada pada seburuk-buruk tabiat.
"Bisa jadi kita masih mengungkit kesalahan orang lain, padahal orang tersebut sudah memperbaiki dirinya. Kamu tidak akan pernah benar-benar faham seperti apa upayaku menjaga diri, karena kamu tidak pernah mengalami ujianNya terhadapku," tandasnya.
"Bisa jadi kita masih mengungkit kesalahan orang lain, padahal orang tersebut sudah memperbaiki dirinya. Kamu tidak akan pernah benar-benar faham seperti apa upayaku menjaga diri, karena kamu tidak pernah mengalami ujianNya terhadapku," tandasnya.
Jumat, 25 Maret 2016
Andai semua perasaan berbalas
Sepasang suami-istri yang merupakan pengantin baru, bercerita tentang masa lalu masing-masing. Setelah bercerita kian kemari tentang berbagai RASA yang tak pernah sempurna sebelum mereka dipertemukan. Sang suami terheran, kenapa hampir semua perasaan yang dipersembahkannya tidak berbalas? Sedangkan sang istri terheran, kenapa ia dulu hanya bisa menunggu dan tak berani mengungkapkan perasaannya terlebih dulu?
Lalu mereka saling bersykur dan mensyukuri.
Suami: "Andai setiap perasaan yang ku berikan selalu dibalas oleh perempuan-perempuan itu, tentu aku akan TERLAMBAT sampai kepadamu."
Istri : "Andai setiap perasaan yang ku rasakan selalu ku ungkapkan kepada laki-laki itu, tentu aku akan TERLAMBAT menyambut kedatanganmu."
Suami-Istri: "Ternyata, inilah KITA yang ditakdirkan oleh Allah untuk bersama."
Lalu mereka saling bersykur dan mensyukuri.
Suami: "Andai setiap perasaan yang ku berikan selalu dibalas oleh perempuan-perempuan itu, tentu aku akan TERLAMBAT sampai kepadamu."
Istri : "Andai setiap perasaan yang ku rasakan selalu ku ungkapkan kepada laki-laki itu, tentu aku akan TERLAMBAT menyambut kedatanganmu."
Suami-Istri: "Ternyata, inilah KITA yang ditakdirkan oleh Allah untuk bersama."
Kamis, 24 Maret 2016
Perempuan adalah Penagih Kepastian
Perempuan tomboi itu menjelaskan kepada 3 laki-laki di sebelahnya...
"Aku beritahu kalian tentang Perempuan. Kami adalah makhluk yang sangat suka dengan KEPASTIAN. Kami juga suka membicarakan masa depan."
Laki-laki itu merespon...
"Kepastian? Aku benar-benar menyukai seseorang dan aku pasti akan menikahinya. Itu kan kepastian yang kamu maksud?"
Perempuan itu kembali berkata..."Dalam perasaan, tidak ada rumus kepastian kecuali PERNIKAHAN, Bung!"
Laki-laki yang lain bertanya...
"Kami belum siap menikah kalau saat ini. Kami belum bekerja. Baru aja wisuda, Coyyyy!"
Perempuan tadi membenarkan posisi duduknya dan berkata lagi...
"Maka seharusnya jangan dulu kau ungkapkan PERASAANMU kepadanya! Apalagi sampai memberinya HARAPAN! Camkan itu, Bung!"
"Aku beritahu kalian tentang Perempuan. Kami adalah makhluk yang sangat suka dengan KEPASTIAN. Kami juga suka membicarakan masa depan."
Laki-laki itu merespon...
"Kepastian? Aku benar-benar menyukai seseorang dan aku pasti akan menikahinya. Itu kan kepastian yang kamu maksud?"
Perempuan itu kembali berkata..."Dalam perasaan, tidak ada rumus kepastian kecuali PERNIKAHAN, Bung!"
Laki-laki yang lain bertanya...
"Kami belum siap menikah kalau saat ini. Kami belum bekerja. Baru aja wisuda, Coyyyy!"
Perempuan tadi membenarkan posisi duduknya dan berkata lagi...
"Maka seharusnya jangan dulu kau ungkapkan PERASAANMU kepadanya! Apalagi sampai memberinya HARAPAN! Camkan itu, Bung!"
Rabu, 23 Maret 2016
Tidak semuanya 'terbeli' dengan Uang
Aku baru saja mendengar cerita dari temanku --namanya Jemi, tentang temannya yang mengukur sesuatu dengan uang. Ia mengajak temannya untuk menjadi Pengawas Ujian Toefel di sekolah. Dan, tahukah kamu apa pertanyaan pertama yang terlontar olehnya?
"Itu ada gajinya nggak?"
Dengan sedikit ringkih, Jemi berusaha menjawab dengan tenang; "Insya Allah ada."
Sementara ia sudah berkali-kali mengikuti kegiatan serupa dan tidak pernah sekalipun bertanya seperti itu; Bertanya tentang uang dipangkal bicara. Jika segala sesuatunya diukur dengan uang, kapan hati kita sungguhan merdeka? Dalam hidup ini, ada banyak sekali hal yang tidak akan pernah 'terbeli' dengan uang dan UANG tak selamanya layak dijadikan tujuan.
"Itu ada gajinya nggak?"
Dengan sedikit ringkih, Jemi berusaha menjawab dengan tenang; "Insya Allah ada."
Sementara ia sudah berkali-kali mengikuti kegiatan serupa dan tidak pernah sekalipun bertanya seperti itu; Bertanya tentang uang dipangkal bicara. Jika segala sesuatunya diukur dengan uang, kapan hati kita sungguhan merdeka? Dalam hidup ini, ada banyak sekali hal yang tidak akan pernah 'terbeli' dengan uang dan UANG tak selamanya layak dijadikan tujuan.
Selasa, 22 Maret 2016
Ku pilih Diam sebagai caraku Berbicara
Aku diajarkan untuk DIAM ketika aku kehabisan cara untuk menjelaskan sesuatu. Karena DIAM adalah bahasa yang hanya bisa difahami oleh kita dan Tuhan. DIAM adalah bahasa yang hanya bisa terbaca oleh hati yang BENING. Karena DIAM adalah bahasa yang selalu disampaikan malam kepada siang. Dan kali ini, aku memilih DIAM sebagai caraku berbicara...
"El, kamu hanya harus DIAM. Karena mereka yang bisa memahamimu, tak butuh bicaramu untuk susah payah menjelaskan ini dan itu. Sedangkan mereka yang tidak bisa memahamimu, tentu akan menolak apapun penjelasanmu. Maka, kamu hanya perlu DIAM, El."
"El, kamu hanya harus DIAM. Karena mereka yang bisa memahamimu, tak butuh bicaramu untuk susah payah menjelaskan ini dan itu. Sedangkan mereka yang tidak bisa memahamimu, tentu akan menolak apapun penjelasanmu. Maka, kamu hanya perlu DIAM, El."
Senin, 21 Maret 2016
Bagaimana perasaan Allah ketika kita berdoa sambil berjalan?
Aku baru ke luar dari tempat wudhu dan segera meraih mukena. Lia tiba-tiba berkata...
"Cin, kira-kira Allah suka nggak ya kalau kita berdoa sambil berjalan gitu?" tanyanya.
"Maksudnya?" tanyaku.
"Mu barusan berjalan sambil memakai mukena sambil berkomat-kamit baca doa setelah wudhu kan?" tegas Lia.
"Iyaaa."
"Nah itu yang membuatku penasaran. Jangan-jangan Allah melihat kita sebagai hambaNya yang nggak sopan; Masa sih memohon sambil lalu-lalang sesuka hati gitu?"
Aku terdiam sejenak lalu berkata..."Iya juga ya Cin."
"Cin, kira-kira Allah suka nggak ya kalau kita berdoa sambil berjalan gitu?" tanyanya.
"Maksudnya?" tanyaku.
"Mu barusan berjalan sambil memakai mukena sambil berkomat-kamit baca doa setelah wudhu kan?" tegas Lia.
"Iyaaa."
"Nah itu yang membuatku penasaran. Jangan-jangan Allah melihat kita sebagai hambaNya yang nggak sopan; Masa sih memohon sambil lalu-lalang sesuka hati gitu?"
Aku terdiam sejenak lalu berkata..."Iya juga ya Cin."
Minggu, 20 Maret 2016
S2 atau berwirausaha saja?
Ada 1 lagi dilema di kalangan fresh graduate; "Lanjut S2 atau langsung berwirausaha saja?" Termasuk aku. Aku juga ragu mau pilih yang mana. Ternyata, malam ini Allah menakdirkanku bertemu seorang Kakak dan berceritalah aku kepadanya. Ia lalu menjawab dengan sangat bijaksana, padahal SMA pun ia tak tamat...
"Menurut Kakak, ambillah S2, El. Selagi belum ada 'tanggungan dan beban', selagi masih semangat belajar, selagi kesempatan ada, lanjutkanlah studi. Berwirausaha itu bisa dilakukan kapan saja. Termasuk sambil kuliah. S2 kan tidak sepadat S1 perkuliahannya. Tapi, S2 tentu saja tidak bisa dijadikan sambilan. Yang dijadikan sambilan itu wirausahanya. Percayalah El, setidak berguna-bergunanya orang berpendidikan, tetaplah akan BERGUNA. Bukankah itu janji Allah?"
Aku jadi teringat kembali dengan filosofi memasukkan batu besar terlebih dulu ke dalam ember, barulah batu-batu kecil. Artinya, ketika kita menargetkan hal BESAR, maka hal-hal kecil bisa MENYESUAIKAN. Tapi, kalau kita menargetkan hal-hal KECIL, maka hal BESAR akan sulit TERAKOMODIR.
"Menurut Kakak, ambillah S2, El. Selagi belum ada 'tanggungan dan beban', selagi masih semangat belajar, selagi kesempatan ada, lanjutkanlah studi. Berwirausaha itu bisa dilakukan kapan saja. Termasuk sambil kuliah. S2 kan tidak sepadat S1 perkuliahannya. Tapi, S2 tentu saja tidak bisa dijadikan sambilan. Yang dijadikan sambilan itu wirausahanya. Percayalah El, setidak berguna-bergunanya orang berpendidikan, tetaplah akan BERGUNA. Bukankah itu janji Allah?"
Aku jadi teringat kembali dengan filosofi memasukkan batu besar terlebih dulu ke dalam ember, barulah batu-batu kecil. Artinya, ketika kita menargetkan hal BESAR, maka hal-hal kecil bisa MENYESUAIKAN. Tapi, kalau kita menargetkan hal-hal KECIL, maka hal BESAR akan sulit TERAKOMODIR.
Sabtu, 19 Maret 2016
Jumat, 18 Maret 2016
Lanjut S2 atau Menikah dulu?
tema 'S2' marak dibicarakan oleh teman-teman kuliahku. Terlebih setelah ada beasiswa LPDP yang menawarkan
Hari ini, tak sengaja aku bertemu senior yang sebentar lagi akan wisuda. Aku bertanya kepadanya; "Mbak mau lanjut S2 atau menikah dulu?". Ternyata, jawabannya sangat sederhana dan inilah jawaban yang ku cari-cari itu; "Yaaa... mana yang Allah kasih lebih dulu aja Dek. Ntar kalau Mbak ngejar menikah, sementara jodohnya belum masanya datang gimana coba? Sementara S2 udah ditunda-tunda, hehehe. Kan sayang umur juga Dek."
Kamis, 17 Maret 2016
Relawan tidak selalu Gratis
Aku berniat meminta bang Yoga sebagai founder komunitas peduli remaja untuk menjadi pembicara dalam suatu acara. Hari ini aku menemuinya untuk memastikannya bersedia...
"...tapi maaf nih sebelumnya Bang, kami nggak bisa membayar dengan uang," kataku.
"Nggak jadi soal, Dek. Kalau memang acara gratis, ya sebagai relawan, Abang nggak masalah kalau nggak dibayar. Asalkan jangan sampai menyembunyikan sesuatu; Ada pemasukan, tapi sengaja tidak membayar. Kalau itu, Abang keberatan. Karena secara prinsip, Relawan itu tidak selalu GRATIS. Ada saatnya ia harus dibayar."
"...tapi maaf nih sebelumnya Bang, kami nggak bisa membayar dengan uang," kataku.
"Nggak jadi soal, Dek. Kalau memang acara gratis, ya sebagai relawan, Abang nggak masalah kalau nggak dibayar. Asalkan jangan sampai menyembunyikan sesuatu; Ada pemasukan, tapi sengaja tidak membayar. Kalau itu, Abang keberatan. Karena secara prinsip, Relawan itu tidak selalu GRATIS. Ada saatnya ia harus dibayar."
Rabu, 16 Maret 2016
Laki-laki adalah Pengembara
Aku punya seorang teman, laki-laki. Ia sangat hobi travelling. Umurnya sudah kepala 3 tapi belum juga menikah. Well, sebenarnya ia sudah pernah sangat serius ingin menikahi seseorang, tapi di ujung proses, kejadian yang tak di duga menimpanya. Ia gagal menikah. Aku menduga bahwa ia sedang berusaha mengobati hatinya dengan menjadi pengembara seperti itu atau mungkin ia justru sedang menjemput Permaisurinya lewat perjalanan? Semoga mereka segera dipertemukan. Dulu, ia pernah berkata seperti ini padaku...
"El, laki-laki itu sejatinya memang PENGEMBARA. Ia akan terus mencari, berjalan, berhenti sejenak, lalu berjalan lagi. Yang akan membuatnya BERHENTI hanyalah PERNIKAHAN. Bersama orang yang dicintainya, ia akan membangun Rumah dan menetap di satu titik untuk selamanya. Sebelum ia menemukannya, ia akan terus mengembara. Ntah sampai kapan."
"El, laki-laki itu sejatinya memang PENGEMBARA. Ia akan terus mencari, berjalan, berhenti sejenak, lalu berjalan lagi. Yang akan membuatnya BERHENTI hanyalah PERNIKAHAN. Bersama orang yang dicintainya, ia akan membangun Rumah dan menetap di satu titik untuk selamanya. Sebelum ia menemukannya, ia akan terus mengembara. Ntah sampai kapan."
Selasa, 15 Maret 2016
Kenapa kita harus Menikah?
Aku sempat bertanya dalam hati; 'Kenapa sih harus menikah? Tidak bisakah dan tidak bolehkah jika aku ingin lebih lama lagi dengan hidupku yang sekarang?' Karena, menurutku aku sudah sangat cukup dengan kasih-sayang dan kehangatan di keluargaku yang harmonis ini. Tapi, aku tak bisa menutup mata dan telinga dari kenyataan bahwa teman-teman sekelas dulu sudah banyak yang menikah. Rasa bingungku ini akhirnya mengantarkanku untuk bertanya kepada seseorang...
Aku : "Kenapa kita harus menikah?"
Dia : "Karena itu kebutuhan setiap orang, El. Perhatikan! Ada siang ada malam, ada jauh ada dekat, ada tinggi ada rendah, ada kaya ada miskin, ada jahat ada baik. Allah sudah mengatakan bahwa segala sesuatunya diciptakan berpasangan, lah kenapa kamu menolak untuk berpasangan? Itu artinya, kamu 'memutus' rencana Allah tadi, El."
Aku : "Aku sudah merasa cukup dengan keluargaku yang sekarang. Kenapa mesti membangun keluarga baru?"
Dia : "Fikirkanlah, El. Kalau saja mama-papamu berfikir seperti kamu dulu, tentulah kamu tidak pernah terlahir ke dunia ini. Untunglah mereka tidak berfikir seperti ini yaa! hahaha. Emmm... kalau kamu tidak menikah, berarti tugas orang tuamu belum selesai, El. Mereka belum sukses sebagai orang tua."
Aku : "Loh? Kok bisa gitu?"
Dia : "Ada 3 kewajiban orang tua; Membesarkan anak dengan baik, Memberikan pendidikan yang baik, Menikahkan anaknya. Nah, kewajiban terakhir itulah yang akan GAGAL total kalau kamu menolak menikah, El. Faham?"
Aku : "Kenapa kita harus menikah?"
Dia : "Karena itu kebutuhan setiap orang, El. Perhatikan! Ada siang ada malam, ada jauh ada dekat, ada tinggi ada rendah, ada kaya ada miskin, ada jahat ada baik. Allah sudah mengatakan bahwa segala sesuatunya diciptakan berpasangan, lah kenapa kamu menolak untuk berpasangan? Itu artinya, kamu 'memutus' rencana Allah tadi, El."
Aku : "Aku sudah merasa cukup dengan keluargaku yang sekarang. Kenapa mesti membangun keluarga baru?"
Dia : "Fikirkanlah, El. Kalau saja mama-papamu berfikir seperti kamu dulu, tentulah kamu tidak pernah terlahir ke dunia ini. Untunglah mereka tidak berfikir seperti ini yaa! hahaha. Emmm... kalau kamu tidak menikah, berarti tugas orang tuamu belum selesai, El. Mereka belum sukses sebagai orang tua."
Aku : "Loh? Kok bisa gitu?"
Dia : "Ada 3 kewajiban orang tua; Membesarkan anak dengan baik, Memberikan pendidikan yang baik, Menikahkan anaknya. Nah, kewajiban terakhir itulah yang akan GAGAL total kalau kamu menolak menikah, El. Faham?"
Senin, 14 Maret 2016
Kita sering membuat orang menunggu
Dia : "Tadi katanya ada janji jam 8, kok belum bergerak juga El?"
Aku : "Ah, nanti aja. Bentar lagi. Lagian orang tu pasti ngaret juga pun!"
Dia : "Darimana kamu tahu kalau mereka pasti ngaret?"
Aku : "Biasanya juga gitu!"
Dia : "Kalau ternyata nggak, gimana?"
Aku : (Mengernyitkan dahi)
Dia : "Jangan menjadi salah satu dari mereka yang GEMAR membuat orang lain MENUNGU, El. Jadilah orang yang selalu TEPAT WAKTU. Kalau pun harus menunggu, ya tunggulah dengan buku di tangan. Kamu nggak akan rugi kok kalau jadi orang yang on time! Itung-itung latihan sebelum ntar ngurusin perusahaan besar. Ya nggak?" jelasnya dengan santai.
Aku : "Ah, nanti aja. Bentar lagi. Lagian orang tu pasti ngaret juga pun!"
Dia : "Darimana kamu tahu kalau mereka pasti ngaret?"
Aku : "Biasanya juga gitu!"
Dia : "Kalau ternyata nggak, gimana?"
Aku : (Mengernyitkan dahi)
Dia : "Jangan menjadi salah satu dari mereka yang GEMAR membuat orang lain MENUNGU, El. Jadilah orang yang selalu TEPAT WAKTU. Kalau pun harus menunggu, ya tunggulah dengan buku di tangan. Kamu nggak akan rugi kok kalau jadi orang yang on time! Itung-itung latihan sebelum ntar ngurusin perusahaan besar. Ya nggak?" jelasnya dengan santai.
Minggu, 13 Maret 2016
Waktu yang tersedia tak mencukup kewajiban yang ada
Usai perkuliahan, Dewi mengajak Zira untuk menemaninya ke plaza untuk membeli anti gores HP.
Zira : "Memangnya anti gores HPmu yang sekarang kenapa, Wi?"
Dewi : "Emmmm.... aku pengen ganti aja dengan yang casing kaca. Kan lebih bagus daripada yang sekarang ini."
Zira : "Gini nih! Aku bukannya nggak mau nemenin kamu yaa. Tapi coba deh fikir, ke Plaza itu setidaknya butuh waktu 2 jam untuk pulang-pergi. Sementara yang akan kita tuju hanya 1 tempat. Hemmmm... mending baca buku atau ngerjain tugas kuliah aja Wiii."
Dewi : "Ih, kok parah banget sih itung-itunganmu Ra?"
Zira : "Sayang umur, Wi! Kewajiban kita lebih banyak daripada waktu yang tersedia," jawabnya ringan.
Zira : "Memangnya anti gores HPmu yang sekarang kenapa, Wi?"
Dewi : "Emmmm.... aku pengen ganti aja dengan yang casing kaca. Kan lebih bagus daripada yang sekarang ini."
Zira : "Gini nih! Aku bukannya nggak mau nemenin kamu yaa. Tapi coba deh fikir, ke Plaza itu setidaknya butuh waktu 2 jam untuk pulang-pergi. Sementara yang akan kita tuju hanya 1 tempat. Hemmmm... mending baca buku atau ngerjain tugas kuliah aja Wiii."
Dewi : "Ih, kok parah banget sih itung-itunganmu Ra?"
Zira : "Sayang umur, Wi! Kewajiban kita lebih banyak daripada waktu yang tersedia," jawabnya ringan.
Sabtu, 12 Maret 2016
Kapan terakhir kali kamu merasa butuh pada Allah?
Hampir setiap kali ada masalah, aku pasti langsung menghubunginya. Ia adalah seseorang yang bisa ku jadikan sebagai tempat bercerita dan juga mendengarkan nasehat. Tadi aku sudah menghubunginya dan sebentar lagi kami akan bertemu. Ada beberapa hal yang ingin aku keluhkan kepadanya...
"El... aku senang banget ketika aku bisa menjadi orang kepercayaanmu dalam keluh-kesahmu. Tapi, barusan terfikir olehku; 'Kapan terakhir kali El merasa butuh pada Allah?' Maaf ya, bukan bermaksud untuk menyinggung hati. Aku hanya penasaran saja. Aku juga takut kalau seandainya aku adalah tempat pertamamu bercerita sebelum Allah."
"El... aku senang banget ketika aku bisa menjadi orang kepercayaanmu dalam keluh-kesahmu. Tapi, barusan terfikir olehku; 'Kapan terakhir kali El merasa butuh pada Allah?' Maaf ya, bukan bermaksud untuk menyinggung hati. Aku hanya penasaran saja. Aku juga takut kalau seandainya aku adalah tempat pertamamu bercerita sebelum Allah."
Jumat, 11 Maret 2016
Kurangi waktu tidur dan waktu ngobrol
Hari ini aku mengadukan keresahanku kepada seseorang. Resah karena baru sadar ternyata banyak kewajiban yang sudah menumpuk lama dan harus segera diselesaikan. Resah karena banyak target yang belum tercapai. Resah karena banyak yang dilalaikan. Waktu yang ku punya terasa mencecik dan melibasku. Bahkan, aku seolah tak punya cukup waktu lagi untuk semua itu. Tapi, setelah aku menceritakan banyak hal padanya ia hanya memberiku wejangan sederhana ini...
"El, sebenarnya keluhanmu itu adalah keluhan banyak orang juga. Dan sebenarnya semua itu bisa diselesaikan dan sebenarnya kita masih punya cukup waktu. Asal, kita mau mengurangi 2 hal ini; 1. Mengurangi waktu tidur, 2. Mengurangi waktu ngobrol/luang. Tidurlah selama 5 jam sehari semalam dan bicaralah hanya yang benar-benar diperlukan saja."
"El, sebenarnya keluhanmu itu adalah keluhan banyak orang juga. Dan sebenarnya semua itu bisa diselesaikan dan sebenarnya kita masih punya cukup waktu. Asal, kita mau mengurangi 2 hal ini; 1. Mengurangi waktu tidur, 2. Mengurangi waktu ngobrol/luang. Tidurlah selama 5 jam sehari semalam dan bicaralah hanya yang benar-benar diperlukan saja."
Kamis, 10 Maret 2016
Aku diajarkan untuk menunggu
Aku dan temanku sedang mendengarkan cerita Nim tentang perasaannya kepada seseorang. Perasaan itu sudah berumur kurang lebih 3 tahun namun hingga detik ini ia masih diam di tempat yang sama; Laki-laki yang disukainya tidak pernah tahu dan ia tidak pernah berusaha membuatnya tahu apalagi memberi tahu. Lalu, pertanyaan serentak yang ke luar dari mulut kami adalah...
"Kok bisa sih 'menahan' selama itu?"
Dan... tahukah kamu apa jawabannya?
"Emmm... ya bisalah. Kan aku hanya membiarkan aja perasaan ini seperti ini. Aku juga nggak mau perasaan ini sampai mengganggukenyamanannya karena perasaanku. Lagian, aku kan perempuan; Aku diajarkan untuk menunggu dalam diam dan doa. Untuk saat ini, biarlah seperti ini saja dulu. Nanti, baru difikirkan lagi mau diapakan, hehee," jawabnya dengan enteng.
"Kok bisa sih 'menahan' selama itu?"
Dan... tahukah kamu apa jawabannya?
"Emmm... ya bisalah. Kan aku hanya membiarkan aja perasaan ini seperti ini. Aku juga nggak mau perasaan ini sampai mengganggukenyamanannya karena perasaanku. Lagian, aku kan perempuan; Aku diajarkan untuk menunggu dalam diam dan doa. Untuk saat ini, biarlah seperti ini saja dulu. Nanti, baru difikirkan lagi mau diapakan, hehee," jawabnya dengan enteng.
Rabu, 09 Maret 2016
Ini loh aku vs Inilah kita
Seseorang menasehatiku hal ini ketika reuni dengan teman-teman lama baru saja usai...
Dia : "El, aku ingin menasehatimu 1 hal. Tapi, jangan marah yaaa.."
Aku : "Silahkan.. Aku malah suka dinasehatiku. Itu kan artinya kamu sayang sama aku."
Dia : "Nah gini Eeell. Tadi aku perhatikan, kamu terlalu banyak ngobrolin tentang dirimu."
Aku : "Maksudnya?"
Dia : "Kadang El, kita nggak perlu memperlihatkan semua KEPINTARAN dan KEHEBATAN yang kita punya. Karena nggak semua sahabat kita membutuhkan itu. Ketika bersama orang-orang penting dalam hidup kita, perbanyaklah berbicara dengan tema 'Inilah kita' bukannya 'Ini loh aku!'. Faham kan El maksudku? Maaf ya El. Jangan tersinggung."
Aku : (Terdiam beberapa saat untuk merenungi nasehat itu) "Makasih yaaaa. Ini luar biasa banget nasehatnya!"
Dia : "El, aku ingin menasehatimu 1 hal. Tapi, jangan marah yaaa.."
Aku : "Silahkan.. Aku malah suka dinasehatiku. Itu kan artinya kamu sayang sama aku."
Dia : "Nah gini Eeell. Tadi aku perhatikan, kamu terlalu banyak ngobrolin tentang dirimu."
Aku : "Maksudnya?"
Dia : "Kadang El, kita nggak perlu memperlihatkan semua KEPINTARAN dan KEHEBATAN yang kita punya. Karena nggak semua sahabat kita membutuhkan itu. Ketika bersama orang-orang penting dalam hidup kita, perbanyaklah berbicara dengan tema 'Inilah kita' bukannya 'Ini loh aku!'. Faham kan El maksudku? Maaf ya El. Jangan tersinggung."
Aku : (Terdiam beberapa saat untuk merenungi nasehat itu) "Makasih yaaaa. Ini luar biasa banget nasehatnya!"
Selasa, 08 Maret 2016
Ia yang selalu meminta Dinasehati
Secara ilmu, menurutku ia lebih dariku. Secara amal, sepengetahuanku ia pun jauh lebih baik dariku. Tapi ada 1 kebiasaan yang sangat membuatku terkesan di setiap kali perjumpaan dengannya. Sebelum kami berpisah, ia selalu berkata....
"El, tolong nasehati aku..."
Lalu mulailah aku berfikir keras tentang apa saja yang ku tahu dan bermanfaat untuk ku bagikan kepadanya. Dan apapun yang ku katakan, ia selalu mengangguk dan menerimanya. Padahal sepertinya, ia pun sudah tahu hal itu. Bahkan jauh lebih tahu. Beruntung sekali memiliki sahabat seperti dia..
"El, tolong nasehati aku..."
Lalu mulailah aku berfikir keras tentang apa saja yang ku tahu dan bermanfaat untuk ku bagikan kepadanya. Dan apapun yang ku katakan, ia selalu mengangguk dan menerimanya. Padahal sepertinya, ia pun sudah tahu hal itu. Bahkan jauh lebih tahu. Beruntung sekali memiliki sahabat seperti dia..
Senin, 07 Maret 2016
Hukum Kepantasan
Ternyata, pertanyaan itu membuatku sadar bahwa yang ku cari itu adalah
seseorang yang COCOK denganku; Ibarat jari telunjuk dan jari tengah. Bukan jari
Telunjuk dan Jempol. Kalau dia jauh lebih ‘tinggi’ daripada aku, berarti aku
yang ZOLIM. Sedangkan kalau dia jauh lebih ‘rendah’ daripada aku, berarti aku
yang MERUGI.
Jodoh itu adalah tentang KECOCOKAN;
Dialah yang berjalan-BERIRINGAN di
samping kita. Bukan yang kita SERET
tangannya karena dia tertinggal di belakang kita atau yang kita TARIK tangannya karena dia berjalan
mendahului kita. Karena berlakulah Hukum Kepantasan di sana.
Minggu, 06 Maret 2016
Mungkin Allah juga bosan padamu
Temannya pun berkata... "Mungkin Allah juga saat ini sedang bosan padamu."
Ia keheranan dan tentu saja tak mengerti dengan kalimat temannya barusan. Temannya itu melanjutkan lagi bicaranya... "Allah mencarimu di kumpulan hambaNya yang sholat, tapi kamu tidak ada di sana. Allah mencarimu di kumpulan hambaNya yang mengaji, tapi kamu tidak ada di sana. Mungkin Allah juga mencarimu di kumpulan hambaNya yang bertaubat, tapi kamu juga tidak ada. Jangan seperti ini terus donk, kawan! Sekarang, cobalah cari Allah di hatimu," tutupnya.
Sabtu, 05 Maret 2016
Ada Resiko bersama Pengakuan
“…Ada yang menyarankanku juga sebelum ini. Tapi, aku
tetap nggak mau. Karena aku ini adalah orang yang MUSIMAN. Bahkan, aku
pun nggak tahu sampai kapan USIA PERASAAN ini, El. Lagi pula, aku pun belum siap untuk menikah dalam waktu dekat. Menurutku, mengaku padanya justru akan membuatnya jadi berharap padaku sementara aku tidak ingin membuatnya menunggu. Bagaimana kalau perasaan ini hilang tiba-tiba, El? Bukankah Perasaan ini adalah MilikNya dan bisa hilang sewaktu-waktu? Ada RESIKO yang
menyertai PENGAKUAN; Bisa jadi dia faham dan tetap biasa saja padaku, bisa jadi dia berusaha
membalas perasaanku dan bisa jadi dia malah risih dan malah menjauhi Kakak.
Apapun alasannya, bagi Kakak, diam tetaplah yang TERBAIK selama kita belum
mampu MENIKAH. Aku masih ingin seperti ini dulu untuk sementara waktu."
Jumat, 04 Maret 2016
Aku takut MATI
Aku : "Dari mana SUMBER kekuatan terbesarmu selama ini? Kamu adalah seseorang yang seolah-olang tidak punya rasa lelah dalam hari-harimu yang super 'padat' itu. Boleh bagi-bagi inspirasnya donk?" pintaku.
Dia : "Aku takut dengan KEMATIAN, El. Setiap 1 hari yang diberikan oleh Allah, selalu ku jadikan sebagai hari terakhirku di dunia. Sehingga aku selalu MAKSIMAL dan TOTALITAS dalam menjalani hari-hariku. Aku terlalu takut MATI, El. Sehingga setiap harinya adalah PERSIAPAN menujuNya. Jadi, motivasi terbesar hidupku adalah MATIKU, El."
Aku : Terdiam sejuta kata. Mata berkaca-kaca. Hati merendah pada dunia...
Kamis, 03 Maret 2016
Tugasnya untuk Membahagiakan Kita
Aku dan Rini sama-sama menyukai Kucing. Pada suatu hari, tibalah kami pada obrolan konyol tentang Kucing...
Aku : "Kayaknya Kucing adalah satu-satunya binatang di muka bumi ini yang paling PEDULI dengan kebersihan badannya. Setiap sebentar pasti selalu jilatin badannya."
Rini : "Iya yaaa. Meskipun Harimau dan Singa itu sejenis (secara fisik) dengan kucing, tapi kelakuan mereka nggak sama. Lagian lucu juga kalau Harimau dan Singa sibuk 'mandi' kayak kucing. hahaaa."
Aku : "Ku fikir-fikir, kucing ni nggak punya tujuan HIDUP ya Rin! Kerjaannya cuma mandi, makan, main. Udah, itu aja!"
Rini : "Ya itulah tugasnya ada di dunia, El; Untuk MEMBAHAGIAKAN kita."
Aku : (Terharu)
Aku : "Kayaknya Kucing adalah satu-satunya binatang di muka bumi ini yang paling PEDULI dengan kebersihan badannya. Setiap sebentar pasti selalu jilatin badannya."
Rini : "Iya yaaa. Meskipun Harimau dan Singa itu sejenis (secara fisik) dengan kucing, tapi kelakuan mereka nggak sama. Lagian lucu juga kalau Harimau dan Singa sibuk 'mandi' kayak kucing. hahaaa."
Aku : "Ku fikir-fikir, kucing ni nggak punya tujuan HIDUP ya Rin! Kerjaannya cuma mandi, makan, main. Udah, itu aja!"
Rini : "Ya itulah tugasnya ada di dunia, El; Untuk MEMBAHAGIAKAN kita."
Aku : (Terharu)
Selasa, 01 Maret 2016
Ngobrol dengan Allah sebelum tidur
"Sedang ngobrol sama Allah sebelum tidur," jawabnya singkat. Lalu melanjutkan komat-kamitnya.
"Ngobrol dengan Allah? Maksudnya?"
"Sebelum tidur, aku selalu membuat PENGAKUAN kepada Allah bahwa aku sudah MEMAAFKAN semua kesalahan orang lain kepadaku dan BERSYUKUR atas hari yang begitu indah ini. Baru deh aku baca doa mau bobok. hehee," jelasnya, polos.
Ia pun langsung memejamkan mata dan memiringkan badannya ke kanan. Sahabatnya masih terdiam, mengulang-ulang makna penjelasan sahabatnya barusan. Penuh makna dan sangat membekas di hatinya ternyata.
Langganan:
Postingan (Atom)