Minggu, 27 Maret 2016

Tak sabar untuk menikah

Sebulan yang lalu, aku masih ingat bagaimana dirinya. Ia adalah orang yang paling enggan membahas pernikahan dan paling enggan mendengar orang membahas pernikahan. "Ih, kok terkesan ngebet banget gitu sih?" katanya. Tapi, hari ini ada sesuatu yang berbeda dari dirinya. Ia tiba-tiba menemuiku dan mengaku siap jika ada seseorang yang ingin mengkhitbahnya dalam waktu dekat. Aku heran. Tak habis fikir dibuatnya. Tahukah kamu apa jawabannya?

"Aku iri. Pada mereka yang sudah MENYEMPURNAKAN separuh ibadahnya. Separuh itu tidak sedikit loh! Selama kita belum menikah, sebaik apapun ibadah yang kita lakukan itu ternyata terhitung separuh saja. Maka, bagaimana aku tak ingin bersegera menikah?"

Aku sadar bahwa ternyata kita tidak pernah benar-benar tahu dengan cara apa hati kita tersentuh. Temanku itu sudah tahu sejak lama bahwa menikah itu menyempurnakan separuh agama. Tapi, hari ini nasehat itu benar-benar masuk ke dalam hatinya dan mengubah pemikirannya. Luar biasa!