Minggu, 31 Juli 2016

"Untuk mendengarkanmu mengaji"

Kami bersamaan selesai sholat Subuh. Lalu aku melanjutkan mengaji. Seharusnya ia juga. Tapi dengan Al-Quran yang dipangkunya tersebut, ia hanya terdiam saja. Aku menduga, barangkali ia sedang menghafal Al-Quran. Tapi ternyata tidak
Aku : "Kenapa diam saja?" tanyaku setelah aku selesai mengaji.
Dia : "Sengaja."
Aku : "Sedang ngafal ya?"
Dia : "Nggak kok!"
Aku : "La terusss?"
Dia : "Aku sengaja diam, untuk mendengarkanmu mengaji. Setelah kamu selesai, barulah aku mengaji. Supaya aku dapat 2 pahala; Mendengarkan dan membaca Al-Quran. hehee."
Demikian katanya. Dengan polosnya.

Sabtu, 30 Juli 2016

Yang berniat untuk berhenti menulis

Sudah 2 bulan lebih aku tidak lagi menulis Diary. Padahal, sebelumnya, setiap harinya tak pernah ku lewati tanpa menulis diary. Sebenarnya hati ini menyesal, tapi aku mencoba tuli atas suara hati tersebut. Hingga datanglah seseorang hari ini kepadaku. Dia berkata;
"El... sepertinya aku sudah ketularanmu. Beberapa hari ini aku selalu menulis. Aku ingin sepertimu yang sangata rajin menulis setiap harinya. Ya, aku benar-benar mencintai apa yang kamu cintai. Maukah kamu mengajariku menulis sebaik dirimu menulis?"

Aku terdiam. Permintaannya itu seolah menampariku berkali-kali, tanpa sepengetahuannya. Aku malu.

Jumat, 29 Juli 2016

Dia menjamin seseorang untuk ditolongnya

Aku tak habis fikir padanya. Sebut saja namanya Mawar. Sewaktu kami sedang naik motor, ia melihat seorang laki-laki paruh baya sedang mendorong motor. Lalu Mawar menyapanya dan taulah kami bahwa rantai motor si bapak putus. Mawar menyarankannya untuk dibawa ke bengkel saja, tapi apa jawaban si bapak? "Uang saya hanya Rp 5000 Nak di kantong. Mana cukup," katanya.

Mawar langsung spontan berkata; "Bapak jangan khawatir, nanti saya akan menolong Bapak. Yang penting motor Bapak dibawa ke bengkel dulu sekarang."
Yang membuatku tak habis fikir adalah ketika Mawar berbisik kepadaku; "El, aku pinjam uangmu dulu boleh nggak? Sebenarnya aku sedang nggak punya uang sekarang. Tapi nanti pasti ku ganti kok! Plisss.."

Aku terbengong. Bisa-bisanya ia menjamin bapak itu sementara dirinya pun sedang tak berduit. Ntah manusia macam apa si Mawar itu?

Kamis, 28 Juli 2016

Mari pilih yang Sepi pengunjungnya

Aku dan temanku sedang bingung menentukan akan makan malam di mana. Kami berkeliling jalan Bina Krida sambil melihat-lihat rumah makan yang tersedia. Aku lalu menunjuk rumah makan yang sangat ramai pengunjungnya. Kata orang, kalau rumah makannya ramai pengunjung, biasanya memang TOP. Tapi temanku ini aneh, dia malah berkata; “Mari kita cari rumah makan yang SEPI.” Aku terheran. Kenapa? Lalu inilah jawabannya; “Supaya aliran rezekinya rata. Kalau kita nimbrung ke tempat yang ramai, yang sepi kasihan kan?” Aku setuju. Sebab, idenya bagus!

Rabu, 27 Juli 2016

Hanya ada dalam fikiran kita

Pagi-pagi sekali aku sudah dibuat kesal dengan sikap seseorang. Aku menduga, barangkali ia tak suka kepadaku sehingga aku selalu merasa apapun yang ku lakukan, selalu dianggapnya salah. Setidaknya ini menurutku yang sudah 2 tahun mengenalnya. Tapi, seorang sahabat yang hatinya selalu damai, menasehatiku...

"El, rasa curiga, rasa marah, kecewa, itu semua tidak NYATA, sebab hanya berada dalam fikiran kita sendiri. Tapi semua rasa tadi bisa berubah menjadi NYATA jika kamu menurutinya dalam tindakan. So, El, hati-hati dengan dugaan-dugaan yang ada di kepala kita. Kalau kita bisa memikirkan keburukan, berarti kita pun bisa memikirkan kebaikan kan?"

Selasa, 26 Juli 2016

Masalah Sejuta Umat

Seorang perempuan duduk bersila di depan temannya yang baru selesai bercerita tentang masalah-masalah hidupnya. Lalu ia pun berkata kepada temannya itu...

"Bersyukurlah kalau masalah yang kamu hadapi itu masih seputar kekurangan uang, belum punya rumah, dijauhi teman, tak selera makan, salah faham dengan suami, salah faham dengan orang tua atau salah faham dengan teman, sebab semua itu adalah Masalah Sejuta Umat. Tidak ada yang spesial dengan masalah kita sebab banyak orang di luar sana pun mengalaminya. Bersyukurlah! Sekali lagi, bersyukurlah! Dan ingatlah, ada 1 urusan yang jauh lebih besar di atas itu semua. Mau tahu?"

Temannya mengangguk.
"Urusan AKHIRAT. Tak mengapa kita tak punya apa-apa di dunia, tapi pastikan kita membawa bekal yang cukup untuk rumah akhirat kita kelak."

Senin, 25 Juli 2016

Sesekali Beradalah di atas Normal

Sejak tadi pagi, kerjaanku hanya makan - nonton drama - tidur - makan lagi - nonton lagi.
Berbeda dengan teman sekamarku yang begitu giat membaca buku. Ia bahkan tak tertarik dengan film-film yang ku tonton. Sekalipun buku yang dibacanya bukanlah buku pelajaran kuliah, melainkan novel, tetap saja ia sangat mengagumkan! Aku bertanya kenapa ia segigih itu membaca buku.

"Sesekali, kita butuh berada di atas NORMAL, El! Sesekali, tantanglah dirimu untuk melakukan hal-hal yang tak sekeras biasanya kamu lakukan. Percayalah padaku, kamu akan merasakan nikmatnya produktivitas."

Minggu, 24 Juli 2016

Biarkan orang lain membicarakan kita

Meskipun aku mengaku bahwa aku ini adalah sosok yang OPTIMIS, tapi sekali waktu aku pun bisa berubah menjadi sosok yang sangat PESIMIS. Biasanya, aku juga adalah orang yang paling tidak ambil pusing terhadap omongan orang lain. Tapi sekali waktu, aku juga bisa menjadi orang yang sangat merisaukan hal tersebut. "Kalau mereka ngomongin kita gimana?" tanyaku.

"Ya biarin aja. Kalau mereka ngomongin kita kan pahala mereka buat kita. Jangan mengkhawatirkan itu, El. Sesungguhnya kita nggak pernah bisa mencegah orang lain untuk membicarakan kita. Tapi, biarlah orang lain membicarakan kita asalkan kita jangan sampai membicarakan orang lain."

Sabtu, 23 Juli 2016

Jangan mengkerdilkan usaha orang lain untuk berubah

Jangan memandang rendah orang lain yang (menurutmu) tidak lebih baik darimu. Bisa jadi, Allah justru lebih mencintainya dan membencimu sebab sifat angkuhmu. Padahal, siapakah yang lebih tahu tentang ibadah kita selain Dia?

Jangan memandang kerdil usaha orang lain untuk berubah lebih baik. Sebab, kita tidak pernah tahu kesulitan macam apa yang sedang berusaha diatasinya. Bisa jadi kesulitan itu berasal dari dalam dirinya sendiri, keluarganya atau lingkungannya. Sekali lagi, kita tidak pernah benar-benar tahu tentang kesulitannya tersebut kecuali hanya sebatas apa yang ia beritahukan..

Jumat, 22 Juli 2016

Cinta seorang ibu kepada anaknya

Seorang seniorku di kampus yang sudah 2 tahun menikah, bercerita kepadaku tentang kesulitan hidupnya. Aku lalu bertanya; "Adakah Kakak menyesal sudah memiliki anak padahal kondisi ekonomi sedang sulit?"
Dia menggelengkan kepalanya. "Justru anak kita akan menjadi sumber kekuatan baru bagi kita, El. Tanyakanlah kepada setiap ibu di dunia, adakah mereka menyesali anak yang telah dilahirkannya? Kakak rasa, jawaban mereka sama dengan jawaban Kakak. Sesulit apapun kehidupannya dan sekelam apapun dosa dirinya."

Kamis, 21 Juli 2016

Jangan sesali, tapi atasi !

Kadang aku suka iseng bertanya kepada teman yang sudah menikah dan kehidupan ekonominya sedang merangkak. "Menyesal nggak menikah muda kemarin?" tanyaku.

Temanku itu menjawab; "Tidak sama sekali."
Aku lalu mengejarnya; "Tapi kehidupan setelah menikah nyatanya kan tidak mudah?"
Ia menjawab lagi; "Sama perumpamannya seperti ini; Ketika seorang mahasiwa semester 5 mengalami masalah dengan dosennya yang akan mengancam nilainya, apakah serta merta ia menyesal kenapa ia memutuskan untuk kuliah? Aku kira tidak. Nah, seperti itulah perumpamaannya. Jangan disesali, tapi atasi!"

Rabu, 20 Juli 2016

Miliki dulu Niatnya

Malam ini aku dan teman-temanku berbincang tentang impian kami. Diantaranya sekian banyak impian, ternyata kami memiliki 1 impian yang sama; Berkunjung ke negara India. Tersebab kami sama-sama menyukai film-film Bollywood dan segala hal yang bertema India. Negara itu memang penuh pesona. Lalu salah satu temanku itu nyeletuk...

"Setidaknya, kita miliki dulu NIATnya! Jalannya, nantilah kita cari bersama. Ya kan?"
Aku tersentak mendengar kalimatnya itu. Mengingat, tidak semua orang seberani ini, bahkan hanya untuk BERMIMPI. Kami telah memulai satu langkah itu dan selamat menjelang langkah-langkah selanjutnya!

Selasa, 19 Juli 2016

Belajar berjiwa besar

Aku baru berdebat kecil dengan temanku tentang Batu Besar. Batu Besar yang dimaksud adalah tentang apa yang PALING kita inginkan dalam hidup kita. Hal ini berhubungan dengan PASSION. Lalu aku memberitahunya bahwa apa yang dikerjakannya saat ini belumlah merupakan Batu Besar dalam hidupnya. Tapi, aku disadarkan oleh kalimatnya ini; "Darimana El tahu kalau itu bukan Batu Besar dalam hidupku? Tentulah aku yang lebih tahu, sebab ini hidupku, El." Aku terdiam. Memang benar yang dikatakannya. Lalu kami sama-sama terdiam beberapa menit.

Tiba-tiba ia meraih tanganku yang berkata; "El, maafkan aku ya. Aku lupa berterimkasih padamu atas nasehatmu tadi. Malah aku ngotot pula dengan pendapatku. Maafkan aku yaa."
Aku tersenyum dan meminta maaf juga padanya. Hey! Padahal baru beberapa hari saja aku tak bertemu dengannya, tapi ia sudah se-besar ini jiwanya. Darimana ia belajar tentang ilmu hidup yang satu ini?

Senin, 18 Juli 2016

Milikilah mental orang Kaya

Temanku menasehatiku, bahwa jika ingin menjadi orang kaya, bermentallah seperti orang kaya; Merasa cukup dengan apa yang dipunya, Positif thinking, Suka memberi. Setidaknya 3 mental itulah yang dimiliki oleh orang kaya secara ideal.

Lalu aku melanjutkan kalimatku sendiri di dalam hati...
"Ohhh, jadi, kalau aku ingin jadi PENULIS, aku juga harus bermental seperti penulis; Hari-harinya adalah menulis, bergaul dengan teman-teman penulis, rajin membaca buku."

Minggu, 17 Juli 2016

Si Sosok Masa Sekarang dan Masa Depan

Aku ditanya oleh seseorang, jika kelak jodohku ternyata adalah orang yang pernah BERPACARAN, apakah aku bisa menerimanya?
Lalu ku jawab; "Terserah bagaimana masa lalunya, sebab saat itu aku belum hadir dalam hidupnya. Aku melihatnya sebagai Sosok Masa Sekarang dan Masa Depan. Dan yang saat ini ku lihat pada dirinya adalah KEBAIKAN. Rasanya itu sudah cukup menjadi alasan, kan?"

Sabtu, 16 Juli 2016

Sepasang Perenung

Aku tidak menyangka bahwa di dunia ini ada orang yang benar-benar mirip denganku. Bukan wajahnya, bukan juga posturnya, sebab ia laki-laki dan aku perempuan. Tetapi sifat dan pemikirannya. Aku suka travelling, ia juga bahkan wawasannya tentang perjalanan lebih luas dariku. Aku suka melihat langit di siang dan di malam hari, dia juga. Bahkan, ia lebih luar biasa dariku, ia bisa menerjemahkan semesta lewat perenungannya. Aku juga suka merenung, tapi tak setakzim dirinya.

Ah, aku dan dia benar-benar seperti CERMIN. Jika boleh aku berharap, semoga memang benar dialah Sang Jodoh yang ku cari itu...

Jumat, 15 Juli 2016

Ngontrak di Saturnus yuk?

Hari ini, aku dan 2 sahabatku pindah dari kos-kosan ke kontrakan demi sebuah impian bersama. Lalu hari ini aku bertemu dengan seseorang-ku dan ketika ngobrol dengannya, aku bercerita seputar kontrakan. Lalu aku nyeletuk; "Gimana kalau kita ngontrak di ruang angkasa?" Ia menjawab; "Pengennya di mana?" Aku menjawab lagi; "Apa nama planet yang ber-cincin itu?" Ia menjawab; "Saturnus!" Aku sempurna mengajaknya; "Nah, Saturnus! Ngontrak di Saturnus yuk?"

Kamis, 14 Juli 2016

Ringankan lidah untuk memuji

Hari ini, temanku memujiku dengan kalimat yang mampu menyuntikkan semangat hidup padaku.
"El, aku melihatmu sebagai sosok teman yang out of the box; NEKAT. Kenekatanmu itu kadang memang GILA, tapi semenjak bersamamu aku banyak melakukan hal-hal GILA pula jadinya. hahaa."

Memuji, bagiku bukan perkara MUDAH. Jika ada seseorang yang dengan ringan lidah memuji orang lain, maka aku yakin (setidaknya) ia telah menaklukkan kesombongan di dalam dirinya sendiri.

Rabu, 13 Juli 2016

Kita inilah yang belum pasti

Aku pernah mempertanyakan perihal proses temanku bertemu jodohnya hingga mereka akhirnya menikah. Aku yang fikirannya masih sempit ini sok pintar pula menghukumi proses yang mereka lalui sebagai sesuatu yang tidak sesuai prosedur, lantaran fikiranku terbelit oleh prosedur yang umumnya digunakan para ROHISers. Tapi, temanku yang ku ajak berdiskusi ini berkata; “Masa lalu mereka, biarlah menjadi rahasia mereka saja. Justru kita inilah yang masih belum pasti. Jangan terlalu mengutuk kesalahan orang lain, takutnya nanti kita pun diuji dengan kesalahan yang sama. Lagipula, pernikahan sudah menggenapkan separuh agama mereka. Sementara kita? Menikah pun belum.”

Selasa, 12 Juli 2016

Jangan mengejar Syurga!

Ini masih tentang Obrolan antara Mawar dan Melati
Mawar : "Bekal apakah yang engkau banyak wahai Melati?"
Melati : "Aku membawa bekal spiritual dan ibadah ritualku untuk memperoleh SyurgNya."
Mawar : "Wah, sayang sekali Melati, itu tidak cukup!"
Melati : "Lalu?"
Mawar : "Syurga itu adalah hadiah atas Kasih-sayangNya kepada kita. Maka, berhentilah mengejar SyurgaNya, tetapi kejarlah kasih-sayangNya, niscaya Syurgalah yang akan didatangkannya kepadamu."

Senin, 11 Juli 2016

"Untuk bertemu dengan Tuhanku"

Sebut saja namanya Mawar dan Melati. Mereka sedang berbincang dengan logat ala dalam dunia kerajaan...
Mawar : "Wahai Melati, ke mana engkau hendak pergi? Kenapa bekalmu begitu banyak?"
Melati : "Aku ingin menempuh perjalanan yang sangat jauh."
Mawar : "Mengapa engkau menempuh perjalanan yang sangat jauh itu?"
Melati : "Untuk bertemu dengan Tuhanku"

Minggu, 10 Juli 2016

Jangan memberi makanan yang kamu sendiri tidak ingin memakannya

Aku baru pulang dari warung, membeli aneka gorengan. Dari sekian banyak yang ku beli, ternyata ada 1 yang tidak ku sukai sebab baru mencobanya pertama kali. Aku langsung berniat memberikannya kepada tetangga. Tapi, temanku mencegahnya; "Kalau mau memberi, sebaiknya jangan karena kamu tidak menyukainya, El. Janganlah memberikan makanan yang kamu sendiri tidak ingin memakannya. Justru, yang terbaik itu adalah ketika kamu memberikan apa yang paling kamu sukai."

Sabtu, 09 Juli 2016

Membencilah sekedarnya saja

Temanku mengajakku bertemu seseorang di perpustakaan. Aku terkejut, ketika tahu siapa yang akan ditemuinya. Ia adalah seseorang yang aku pernah memiliki masalah dengannya di masa lalu. Lalu aku menolak temanku untuk ikut bertemu dengannya. Temanku lalu berkata; “Membencilah sekedarnya saja El. Jangan berlebihan. Bisa jadi suatu saat nanti, ia menjadi orang yang paling kau butuhkan. Siapa tahu kan?”

Jumat, 08 Juli 2016

Menutupi supaya ditutupi

Dia adalah sahabatku yang paling amanah. Bukan hanya amanah, ia pun sangat pandai menjaga rahasia. Pernah suatu ketika, ia ditanya oleh seseorang tentang seseorang yang lain. Padahal, ia tahu kisah yang sebenarnya, tapi ia menjawab sekedarnya dan pandai berkelit supaya si penanya tidak bertanya terlalu jauh. Aku menilainya sukses menjaga rahasia besar milik seseorang yang dipercayakan kepadanya. Ketika ku tanya, kenapa ia begitu kekeh menjaga rahasia? Ia menjawab singkat; “Sebab, aku pun ingin Allah menutupi rahasiaku. Setiap orang pasti punya rahasia yang hanya ia inginkan Tuhannya saja yang tahu.”

Kamis, 07 Juli 2016

Bersedekah dengan Mendongeng

Aku punya teman seorang Pendongeng. Dia sangat suka mengajari anak-anak yang putus sekolah di lingkungannya. Tidak digaji. Mengajar memang adalah hobinya. Suatu hari, aku bertanya kepadanya kenapa ia sangat suka mendongeng. Lalu ia menjawab; "Mendongeng adalah caraku bersedekah. Aku tidak pandai menulis sepertimu El. Makanya, ku sampaikan pesan-pesan itu lewat dongeng. Ya, semoga anak-anak faham dan ini jadi amal jariyah juga untukku nanti."

Rabu, 06 Juli 2016

Bekerja keraslah untuk mimpimu

Belakangan ini aku kurang produktif. Sebelum tidur, aku tidak lagi merencanakan akan melakukan apa hari esok. Jadilah begini. Mengalir saja tanpa tujuan yang jelas. Ternyata sahabatku melihat hal itu. Ia lalu menasehatiku; "Bermimpilah, El dan bekerja keraslah mewujudkannya. Atau kau akan bekerja keras untuk mimpi orang lain."

Jangan menyerahkan pilihan kepada Allah!

Temanku yang satu ini benar-benar unik!
Dia bukan anak ROHIS dan bukan dari keluarga yang mumpuni ilmu agamanya.
Dia biasa saja.
Menjalani hari-hari seperti biasa.
Ilmunya agamanya pun biasa saja.
Tapi hari ini, ia mendapat ilham ntah dari mana, hingga tiba-tiba ia berkata begini kepadaku...

"El, aku paling nggak suka dengan orang yang memasrahkan pilihan hidupnya kepada Tuhan. Padahal yang terjadi adalah, dialah yang hatinya tidak YAKIN pada 1 pilihan. Kalimat yang lazim kita dengar misalnya; 'Ya kalau jodoh, aku pasti akan menikah dengannya. Tapi kalau ternyata jodohnya dengan si anu, berarti akan menikah dengan si anu'. Justru dengan dia berkata seperti itu, dia seolah tak kenal siapa Tuhannya."

Selasa, 05 Juli 2016

Bersedekah kepada keluarga

Temanku ingin bersedekah sejumlah uang. Ia bertanya kepadaku tentang panti asuhan terdekat. Katanya, ia ingin bersedekah kepada anak-anak Yatim sebab pahalanya sangat besar. Lalu aku bertanya kepadanya; "Sudah tidak adakah keluargamu yang tidak perlu ditolong?" Ia menjawab; "Ada. Pamanku baru saja meninggal kemarin sedangkan bibi belum jelas jaminan kehidupannya." Lalu aku berkata; "Sedekahilah bibimu. Menurutku, itu yang lebih utama."

Senin, 04 Juli 2016

Lebih baik Menunggu daripada ditunggu

Aku heran dengan temanku yang sangat on time ketika ada pertemuan atau rapat. Dia bahkan selalu datang setengah jam atau sejam sebelum acara dimulai. Berkebalikan denganku yang lebih suka tiba di tempat ketika acara benar-benar akan dimulai, ehhehe. Aku bertanya mengapa kepadanya dan ia menjawab; "Biarlah aku menunggu orang lain daripada membuat orang lain menungguku. Aku hanya tidak ingin menzholimi orang lain. Itu saja!"

Minggu, 03 Juli 2016

Sedekah lewat DP BBM

Aku bertanya kepada temanku di BBM yang rajin banget gonta-ganti DP-nya. Memang sih, yang diganti itu bukan dengan fotonya sendiri, tapi dengan quotes-quotes nasihat. Tapi, aku penasaran juga kenapa dia serajin itu?

"Itu sedekahku hari itu, El. Ketika aku belum bisa mengajarkan kebaikan, setidaknya aku bisa menyampaikan kebaikan dari orang lain kepada orang lain lagi."

Sabtu, 02 Juli 2016

Kromosom; Perpustakaan terbesar di dunia

Aku baru membeli buku tentang kesehatan. Dan betapa takjubnya aku ketika mengetahui bahwa ternyata GEN itu sangat CERDAS. Prilakunya seperti manusia saja; Tahu kapan harus bekerja, kapan harus berhenti dan bisa dibentuk kebiasaannya. Tersebab aku bukanlah orang Biologi, maka ku ceritakan kekagumanku ini kepada temanku yang faham Biologi.

"Bahkan GEN itu punya perpustakaan sendiri loh, El!" katanya.
"Oh ya?" tanyaku tak percaya.
"Kromosom namanya. Arsipnya lengkap dan itulah miniatur perpustakaan sesungguhnya. Kromosom itu kujuluki sebagai perpustakaan terbesar di dunia. Maha Besar Allah dengan segala ciptaanNya."

Jumat, 01 Juli 2016

Belajar menjadi orang Besar

Aku akui ini salahku. Tapi tak sepenuhnya aku yang bersalah. Ada kesalahannya juga dalam perkara ini. Tapi, haruskah aku yang lebih dulu meminta maaf kepadanya? Huft...

Aku meminta nasehat kepada salah seorang sahabat. Dia berkata; "Katanya Elysa pengen jadi orang besar... kok berhati kecil sih? Latihannya dimulai dari sekarang El. Belajarlah memaafkan dan meminta maaf kepada orang lain. Ingat ini, meminta maaf terlebih dulu tidak akan membuatmu rendah kok! Justru akan memperlihatkan keluasan hatimu."