Malam ini, aku dan 2 sahabatku saling membuka diri.
Kami bercerita tentang apa yang kami suka dan tidak sukai dalam pergaulan.
Tiba-tiba salah satu diantara kami menangis, ketika ia bercerita tentang betapa bahagianya ia mengenal kami. Dia bilang; "Aku nggak pandai berkata-kata romantis. Sulitttt dan beraaaat kali rasanya. Tadi waktu sholat, aku pun nangis. Tapi aku nggak pandai membahasakannya. Aku bukan seperti kalian berdua yang ringan banget memuji dan berkata romantis, karena latar belakang keluarga kita juga berbeda ya barangkali. Sejak kecil sampai sekarang, aku nggak pernah kenal dengan yang namanya kasih sayang. Itulah kenapa aku sampai nangis seperti ini, karena aku baru benar-benar merasa disayangi. Dan itu oleh kalian berdua.."
"Sungguh, air matamu itu jauh lebih indah bahasanya daripada puisi sekalipun!"
Kami bercerita tentang apa yang kami suka dan tidak sukai dalam pergaulan.
Tiba-tiba salah satu diantara kami menangis, ketika ia bercerita tentang betapa bahagianya ia mengenal kami. Dia bilang; "Aku nggak pandai berkata-kata romantis. Sulitttt dan beraaaat kali rasanya. Tadi waktu sholat, aku pun nangis. Tapi aku nggak pandai membahasakannya. Aku bukan seperti kalian berdua yang ringan banget memuji dan berkata romantis, karena latar belakang keluarga kita juga berbeda ya barangkali. Sejak kecil sampai sekarang, aku nggak pernah kenal dengan yang namanya kasih sayang. Itulah kenapa aku sampai nangis seperti ini, karena aku baru benar-benar merasa disayangi. Dan itu oleh kalian berdua.."
"Sungguh, air matamu itu jauh lebih indah bahasanya daripada puisi sekalipun!"