toko buku ini.
Aku ikutan panik. Aku membantunya menelusuri rak-rak buku yang kami lewati
tadi, dibantu juga dengan mbak-mbak SPG. Tapi, tak juga kami temukan uang itu.
“Ya udah lah Kak, biarin aja. Memang bukan rezeki Na lagi.”
“Adek beneran nggak apa-apa?” tanyaku, heran. Baru kali ini
ku temui orang yang setenang ini ketika kehilangan sesuatu yang berharga. Apalagi
uang itu meminjam dariku dan itulah satu-satunya yang dimilikinya saat ini.
“Bagaimana mungkin Na bisa melawan kehendak Allah Kak? Uang
itu nggak hilang Kak, ia hanya berpulang kepada Pemiliknya. Siapalah yang bisa
menghalangiNya ketika ia ingin mengambil kepunyaanNya Kak? Tenang aja, ini
bukan kejadian yang pertama kalinya kok, ehhee.”
Ya Allah, kuat benar nih bocah!