Kamis, 30 Juni 2016

Diet itu seumpama Hidayah

Aku sering menceritakan kepada teman-temanku perihal susahnya aku kembali kurus seperti dulu. Aku terlanjur gemuk sekarang. Susah sekali rasanya untuk turun 1 atau 2 kg saja. Lalu salah seorang temanku yang bijaksana berkata...

"Niat untuk diet itu harus sama kuatnya seperti niat untuk menjemput hidayah, El. Harus bersungguh-sungguh dan beritikad untuk tidak mengulanginya lagi. Baru deh sempurna usahanya! Kamu udah sesungguh itu belum?" tanyanya. Dan aku hanya terdiam. Tertunduk. Lalu tersenyum, malu.

Rabu, 29 Juni 2016

Jika Suami Jahat, barangkali Istri belum Baik

Tetangga di dekat rumahku, di kampung halaman, bercerita kepada Mama. Lalu Mama bercerita kepadaku via telvon. Beginilah kira-kira percakapan itu berlangsung...
Tetangga : "Dulu Buk, di awal-awal pernikahanku dengan Abang, justru diwarnai dengan perkelahian. Dia mabuk-mabukan, judi, pulang larut malam. Padahal, kata orang, masa bulan madu itu adalah masa yang paling indah. Kebaisaannya itu berlangsung cukup lama Buk dan aku nggak pernah berhenti nyuruh dia berubah."
Mama : "Lalu?"
Tetangga : "Aku terus mengutuk di dalam hati; 'Suamiku jahat! Suamiku jahat!' Hingga pada suatu hari aku tersadar dengan ayat Alquran yang bunyinya kurang lebih; 'Laki-laki yang baik untuk perempuan yang baik dan laki-laki yang buruk untuk perempuan yang buruk', lalu aku berkesimpulan; 'Kalau aku menilai suamiku JAHAT, barangkali aku pun bukan orang yang BAIK.' Mulai hari itu, aku belajar merubah diriku sendiri, Buk. Dan Alhamdulillah seperti yang Ibuk tahu hari ini, suamiku itu justru sangat manja kepadaku dan kebiasaan buruknya dulu sudah lama ditinggalkannya. Alhamdulillah."

Selasa, 28 Juni 2016

Jangan banyak Menuntut

Aku sedang ngambek pada temanku yang tidak memahami apa yang ku inginkan. Aku ingin ia menjawab pertanyaanku dengan lebih lengkap, tapi dia tidak mau melakukannya karena merasa tidak tahu. Lalu aku ngambek karena menurutku, itu adalah pertanyaan penting. Kemudian datanglah pihak ketiga yang cukup mengenalku dengan baik..

"El... jangan banyak menuntut pada orang lain yaaa. Jika diberi, TERIMALAH, berterimakasihlah. Jika ada tambahannya, BERSYUKURLAH. Tapi jika tidak diberi, jangan MENUNTUT, bersabarlah."

Senin, 27 Juni 2016

Bersahaya selama bulan Ramadhan

Seorang teman sedang menceritakan tentang guru ngajinya yang hidup bersahaya dan kharismatik.

"Aku sangat salut dan kelak ingin mencontoh guru ngajiku. Ketika bulan Ramadhan, ia menolak untuk berceramah di masjid mana pun. Ia ingin menghabiskan masa Ramadhannya untuk 'mengisi' amunisi untuk 11 bulan selanjutnya. Ia buka kitab-kitab usangnya, ia pelajari lagi, ia menuliskan pemikiran-pemikirannya, merenungi ayat-ayat Allah dan masih banyak lagi. Ia bahkan sudah menyediakan stok makanan selama sebulan penuh. Sehingga istrinya tidak perlu memusingkan urusan dapur lagi. Cukup fokus dan tenang untuk beribadah bersamanya. So sweet banget kan?"

Minggu, 26 Juni 2016

Islam itu sangat Luas

Aku baru bertemu dengan teman lamaku. Terakhir kali aku bertemu dengannya, ia berislam dengan sangat fanatik. Ini dilarang itu dilarang. Ini haram itu haram. Tapi, kali ini aku melihatnya jauh berbeda dari sebelumnya. Ia jadi lebih lembut, santun dan tidak mudah menyalahkan sesuatu, sekalipun itu nyata-nyata tidak sesuai dengannya. Aku bertanya padanya tentang perubahannya ini.

"Dulu, aku baru membaca 1 kitab saja. Sekarang, aku sudah membaca banyak kitab. Dan ternyata Islam itu sangat 'LUAS'."

Sabtu, 25 Juni 2016

Memaksa Allah tentang Jodoh

Kali ini aku sangat ingin mencari tahu tentang JODOH. Ntah kenapa, saat ini tema tersebut sangat menarik bagiku. Beberapa waktu yang lalu, aku pernah mendengar dari seseorang bahwa kita tidak boleh 'memaksa' Allah untuk menjadikan kita berjodoh dengan seseorang. Dan kali ini aku ingin bertanya tentang hal tersebut kepada temanku yang cukup dalam ilmu agamanya...

Aku : "Kita nggak boleh ya 'memaksa' Allah ketika berdoa meminta jodoh?"
Dia : "Sekarang giliran aku yang mau bertanya; 'Memangnya kita SANGGUP memaksa Allah?' Dia itu Maha Hebat loh!"
Aku : "Emmm...iya juga sih. Gini loh contohnya, ketika kita berdoa, kita tu nggak boleh menyebut nama seseorang supaya dia berjodoh sama kita. Karena, Allah kan lebih tahu siapa yang cocok buat kita."
Dia : "Jadi, menurutmu ketika kita menyebut nama seseorang, maka itu artinya kita MEMAKSA ya? Menurutku tidak! Pertama-tama, kita harus meng-imani betapa hebat Kun Fayakuun-nya Allah. Sekalipun tak kita sebut namanya di dalam doa, Allah tetap TAHU. Kalau kita memang berjodoh dengannya, Allah akan tunjukkan jalan. Tapi jika bukan, Allah akan tunjukkan tanda. Jadi, menurutku menyebut nama atau tidak, itu tidak ada masalah. Yang terpenting adalah, kita memohon kelapangan hati atas apapun ketentuan-Nya terhadap kita. Sip?"

Jumat, 24 Juni 2016

Merubah diri untuk mengubah yang dicintai

Hari ini aku mendengarkan curhat dari teman lama yang telah lebih dulu menikah dan sekarang sudah dikaruniai seorang anak. Ia curhat tentang suaminya. Bukan untuk menceritakan keburukannya, namun sebaliknya, ia menceritakan tentang keburukannya sendiri...

"..dan akhirnya aku tersadar, bahwa ketika aku menilai suamiku tidak baik lagi seperti dulu, sebenarnya aku pun sedang SAMA buruknya dengannya. Karena aku percaya bahwa JODOH itu adalah CERMINAN diri. Barangkali Allah ingin menyadarkan keburukanku lewat keburukan suamiku. Karena suami adalah pakaian bagi istri dan istri adalah pakaian bagi suami. Akhirnya, aku berhenti menuntut suamiku berubah. Aku merubah diriku terlebih dulu, dan keajaiban pun terjadi! Secara alami suamiku benar-benar menjadi seperti yang ku harapkan sekarang. Alhamdulillah..."

Kamis, 23 Juni 2016

Nasehat Pernikahan

Hari ini aku berbincang tentang pernikahan dengan mami. Mami hanya mensyarakatkan 1 hal saja setelah kesholehan; Seseorang yang MEMILIHKU. Mami tak terlalu meresponku ketika aku bercerita tentang seseorang yang ku KAGUMI. Karena baginya, yang terpenting itu adalah seseorang yang MEMILIH anaknya menjadi istrinya.

Aku berusaha menawarkan kriteria lain kepada Mami tapi mami tetap kekeh pada syaratnya tadi. "Mami nggak memintaku untuk menemukan laki-laki yang tidak egois, misalnya?" tanyaku. Mami menjawab; "Mana ada manusia yang tanpa EGO. Meskipun sedikit dan sesekali, EGO itu tetap akan muncul. Itu tidak penting jika dia menyayangi kita dan kita menyayanginya. Ketika kamu berfikir ingin mencari orang yang tidak EGOIS, sebenarnya kamulah yang sedang EGOIS, Nak..."

Rabu, 22 Juni 2016

Memilih Keluarga

Aku bertanya kepada seorang teman yang akan pulang kampung; "Mau pulang kampung ya? Nggak ikutan Itikaf di masjid?". Lalu ia menjelaskan secara singkat bahwa ia sudah rindu kampung halaman dan ingin segera pulang. Aku lalu dengan sok pintar menceramahinya tentang keutamaan Itikaf di 10 malam terakhir bulan ramadhan. Setelah aku berhenti bicara, ia berkata dan aku terhenyak; "Apa yang ada pada keluargaku adalah UJIAN terberat dalam hidupku. Kamu tak perlu tahu apa itu. Tapi yang jelas, aku akan merasa lebih BAIK jika aku bisa MEMBAIKKAN yang BURUK pada keluargaku."

Selasa, 21 Juni 2016

Cara Berterimakasih

Hari ini aku belajar dari seseorang yang tak sengaja ku temui di jalan. Ia mendengar obrolanku dengan seseorang di telvon. Lalu setelah itu ia berkata; "Berterimakasih itu sebaiknya SPESIFIK. Supaya orang yang diterimakasih-i merasa sangat DIHARGAI dan cara kita berterimakasih pun lebih ELEGAN dimatanya. Ini hanya menurutku. Kalau kamu setuju, kamu boleh pakai cara ini juga."

Aku tertegun. Lalu bertanya; "Bisa tolong berikan contohnya?"
Ia menarik nafas dan berkata; "Mungkin kalimat anak kecil yang pernah ku dengar ini bisa kamu jadikan referensi; 'Terimakasih kepada ibuku yang telah mengikatkan rambutku setiap hari, memasakkanku makanan yang enak-enak, membacakan dongeng sebelum tidur dan menyayangiku sepanjang waktu. Terimakasih Buuukkk', demikian katanya."

Senin, 20 Juni 2016

Tanyakan Niat Menikahnya terlebih dulu

Namanya Mizu. Ia adalah seorang laki-laki yang sholeh. Dia memang bukan anak ROHIS, tapi siapapun bisa merasakan bahwa ada ROHIS di dalam hatinya. Suatu hari, aku bertanya kepadanya; "Kalau temanmu ada yang pacaran, apakah kamu akan mengupayakan supaya mereka berdua PUTUS?"

Ia menjawab; "Ya nggak serta merta begitu donk! Tanya dulu; 'Adakah niat menikahinya?' Jika dia menjawab iya, maka sebaiknya kita justru menolongnya memampukan diri. Kalau pun dia menjawab bahwa dia belum punya/belum yakin untuk menikah, menurutku kita juga tidak berhak untuk mengintimidasinya. Akan jauh lebih baik kalau kita menasehatinya tentang Halalkan atau Putuskan. Setidaknya ini menurutku. Dan pendapatku bukanlah yang terbaik."

Minggu, 19 Juni 2016

Jadilah wanita yang Lembut

Aku : "Mohon nasehati aku.."
Dia : "Jadilah wanita yang LEMBUT. Lembut tutur bicaranya, lembut tata bahasanya dan lembut tingkah-lakunya. KELEMBUTAN itu akan menjadi SOLUSI dari berbagai macam KESULITAN dan MASALAH. Kelembutanmu juga adalah SENJATA jika kamu pandai menggunakannya."
Aku : "Hanya itu?"
Dia : "Jika kamu mampu menjadi wanita yang demikian, itu sudah lebih dari CUKUP."

Sabtu, 18 Juni 2016

Meminta maaf dan memenuhi janji

Seseorang bertanya kepadaku; "Jika Allah memberitahumu bahwa umurmu tak lama lagi, apa yang ingin kamu lakukan?" Aku menjawab bahwa aku ingin sholat dan mengaji sebanyak yang aku bisa. Setelah itu, giliran dia pula yang menjawabnya; "Kalau aku, hanya ingin 2 hal; 1. Meminta maaf, 2. Memenuhi Janji."

Aku heran. "Kenapa semuanya serba berurusan dengan manusia? Bagaimana dengan Allah-mu?" tanyaku. Ia menjawab dengan sangat bijaksana; "Aku bisa memohon ampun kepadanya kapan pun dan dimana pun. Sedangkan urusanku dengan manusia, tidak akan selesai tanpa ku selesaikan dengannya. Mana yang lebih sulit dan rumit menurutmu?"

Jumat, 17 Juni 2016

Membebebaskan anak dari Pekerjaan Rumah

Hari ini pak Mul membeli mesin cuci. Pekerjaan bu Mul dalam cuci-mencuci pakaian sudah teratasi sekarang. Dengan setengah berbisik, aku bertanya kepada bu Mul; "Berarti dek Meli (Anak sulungnya) nggak nyuci pakaiannya lagi donk Buk?" Lalu bu Mul menjawab; "Iya Lis. Memang sengaja beli mesin cuci supaya dia nggak perlu lagi mikirin nyuci bajunya. Kasihan, kadang udah sore pun dia masih nyempat-nyempatkan nyuci baju. Sekarang, tugasnya cuma nyuci piring aja."

Aku tertegun. Bu Mul  dan pak Mul sebegitu sayang dan tidak ingin merepotkan anaknya. Mereka ingin anaknya hidup tanpa beban dan 'bebas' sebagaimana semestinya anak seusianya. Padahal sebelumnya aku menduga bahwa hal tersebut wajar karena dek Meli sudah kelas 1 SMP.

Kamis, 16 Juni 2016

Belum butuh S2

Aku : "Aku sangat ingin melanjutkan studi ke S2. Kamu?"
Dia : "Ntah kenapa, saat ini aku merasa belum butuh untuk S2."
Aku : "Memangnya menuntut ilmu itu harus menunggu butuh terlebih dulu ya?"
Dia : "Sebenarnya tidak. Tapi, mari kita renungkan! Betapa banyak pilihan yang tersedia di dunia ini. Kita tidak mungkin bisa memilih semua yang kita mau kan? Kita hanya perlu memilih mana yang sangat kita BUTUHKAN. Memang, ada banyak orang yang S2 terlebih dulu baru berfikir bagaimana menggunakan ilmunya, tapi aku lebih memilih untuk berbakti dengan ilmu yang ada barulah menambah ilmu lagi. Aku lebih ingin melakukan sesuatu yang membuat ilmu S1-ku berguna terlebih dulu. Bukankah sebaik-baik ilmu itu adalah yang bermanfaat?"

Rabu, 15 Juni 2016

Anak jangan dibebani

Aku sangat penasaran dengan cara pak Adi mendidik anak-anaknya sehingga  tumbuh menjadi anak yang penurut, rajin belajar dan membersihkan rumah tanpa disuruh.
Aku : "Pak, apa sih kiat Bapak dalam mendidik anak-anak? Saya perhatikan, mereka setiap malam belajar. Tapi tak sekalipun saya mendengar bapak menyuruh mereka belajar."
Pak Adi : "Yang terpenting, anak itu jangan sampai TERBEBANI. Apalagi terbebani pekerjaan rumah. Bapak pun melarang ibu memarahi anak hanya karena pekerjaan rumah. Dulu, bapak sebenarnya adalah anak yang cerdas, tapi karena setiap pulang sekolah sampai sore harus menggembala kambing, akhirnya Bapak nggak punya banyak waktu lagi untuk belajar. Bapak nggak pengen anak-anak Bapak seperti itu. Mereka harus bahagia dan 'bebas'."

Ternyata sesederhana ini..

Selasa, 14 Juni 2016

Menyelamatkan dengan cara Memilikinya

Aku bertanya kepada seorang teman yang sangat mencintai kelestarian lingkungan; "Kalau kamu punya uang banyak apa yang ingin kamu beli?". Ia menjawab; "Hutan." Aku bertanya lagi; "Hutan itu akan kamu apakah?" Ia menjawab; "Akan aku biarkan saja sebagai hutan." Aku mengejarnya lagi dengan pertanyaan; "Kenapa begitu? Kenapa tidak kamu tanami sawit atau karet saja?" Ia menjawab; "Justru hal itulah yang tidak ingin aku lakukan. Terkadang, cara kita MENYELAMATKAN sesuatu adalah dengan MEMILIKINYA. Dan aku ingin menyelematkan hutan tersebut dengan memilikinya dan membiarkan keberadaannya sebagai penyeimbang kehidupan."

Senin, 13 Juni 2016

Andai suami dan istri mengetahui hal ini

Hari aku mengeluhkan acara infotaiment yang beritanya melulu tentang perceraian dan perkelahian dalam rumah tangga, kepada sahabatku. Ia sudah menikah dan rumah tangganya sangat harmonis sejauh yang ku ketahui selama ini. Sahabatku itu hanya berkata...
"Andai seorang ISTRI menyadari bahwa ketaatannya pada suami mampu membuat BIDADARI di syurga cemburu padanya dan andai seorang istri tahu bahwa apabila seorang suami ridho kepadanya maka ridholah Allah kepadanya. Andai seorang SUAMI menyadari bahwa istrinya adalah tanggung jawabnya di dunia dan di akhirat dan andai seorang suami menyadari bahwa kelembutannya pada istri adalah akhlak yang paling utama setelah taat kepada Allah."

Minggu, 12 Juni 2016

Diuji dengan kata-kata sendiri

Aku bercerita kepada seseorang tentang orang lain; "Padahal, dulu dia yang sering menasehatiku, tapi sekarang lihatlah apa yang dilakukannya? Benar-benar mengecewakan!" kataku.

Temanku itu berkata; "Istighfar El! Orang itu sedang diuji dengan kata-katanya sendiri; dengan nasehat yang dulu pernah disampaikannya. Dan boleh jadi, kamu juga akan mengalami hal serupa. Makanya, kita dianjurkan untuk saling nasehat-menasehati. Karena yang MENGINGATKAN suatu hari nanti juga butuh DIINGATKAN."

Sabtu, 11 Juni 2016

Tidur bersama jilbab

Aku heran kepada temanku yang satu ini. Ia tidur dengan tetap memakai jilbab. Awalnya, aku menduga yang tidak baik tentangnya. Barangkali ada yang disembunyikan di balik jilbabnya tersebut. Tapi, nyatanya dugaanku salah setelah ia menjelaskan hal ini; "Aku hanya takut Allah 'memanggilku' ketika aku sedang tidur sementara auratku sedang terbuka."

Aku menjadi sangat malu atas prasangkaku sendiri.

Jumat, 10 Juni 2016

Wudhu itu ajaib!

Aku sangat mudah masuk angin. Lalu temanku yang bekerja di bidang kesehatan menasehatiku agar menyiram tubuh berangsur-angsur ketika mandi, jangan sekaligus. Lalu aku bertanya kepadanya; "Bagiamana ketika kita sedang mandi wajib? Bukankah setelah berwudhu, kita diperintahkan untuk langsung mengguyur air dari kepala?" tanyaku. Ia menjawab sambil tersenyum; "Wudhu itu Ajaib! Wudhu sudah mencukupi semua syarat kesehatan tadi."

Kamis, 09 Juni 2016

Kenapa harus taat kepada suami?

Aku heran dengan kenyataan hukum islam bahwa seorang istri harus patuh dan taat kepada suaminya. Aku merasa, seolah-olah suami lebih tinggi kedudukannya daripada istri. Padahal, mereka menikah itu karena mereka saling menyangi untuk menjadi teman hidup. Kenapa bisa hirarki seperti ini posisi suami dan istri?

Lalu hari ini Allah mempertemukanku dengan seseorang yang memberikan jawaban atas pertanyaanku tersebut; "Coba renungkan! Istri adalah sosok asing dalam hidup suaminya sebelum menikah. Tapi, laki-laki tersebut memilih kita, perempuan, sebagai teman hidupnya. Ia bersedia bertanggung jawab di dunia dan di akhirat atas kita. Ia bersedia menafkahi kebutuhan kita dan membimbing kita ke jalan yang benar. Padahal, sebelumnya ia adalah anak dari orang tua yang sudah membesarkannya dengan baik. Tapi pada akhirnya ia lebih memilih hidup bersama kita. Nah, atas sebab hal itulah kita wajib taat kepadanya. Sudah menjawab?"

Rabu, 08 Juni 2016

Full Time Wife wanna be

Namanya kak Taufanni. Sudah sangat lama aku tidak bersua dengannya. Sebelumnya, kami tidak pernah ngobrol secara langsung. Bisa dibilang, aku adalah pengagum rahasianya sebab ia adalah seorang ambassador of campus di masanya. Hari ini ntah keajaiban macam apa yang membuatku akhirnya bisa chating dengannya. Ia telah menikah saat ini dan tinggal jauh di negeri seberang.

Aku : Apa kesibukan Kakak sekarang?
Dia : Sibuk menjadi istri yang baik, Dek.
Aku : Seriusan Kak. Ada kesibukan lain nggak selain sebagai istri?
Dia : Nggak Dek. Kakak adalah full time wife, hehe.
Aku : Kakak nggak pengen S2 memangnya?
Dia : Dulu waktu kuliah pengen banget Dek, tapi sekarang nggak lagi. Kakak sedang sangat suka belajar hal-hal baru sebagai istri, Dek.
Aku : Masya Allah kak. Aku nggak nyangka sama sekali orang sehebat Kakak lebih memilih 'mengabdikan' diri sebagai seorang istri. Disaat yang sama, kebanyakan perempuan justru sangat ingin menjadi wanita karir. Sementara Kakka yang punya segudang prestasi justru memilih tugas mulia ini. Hemmm... luar biasa! Kisah Kakak ini jadi nafas baru bagiku kak. Makasih Kak.

Selasa, 07 Juni 2016

Memberi Pahala kepada Mata, Lidah dan Telinga

Selama ini aku tidak pernah tahu bahwa ia adalah orang yang hafal Al-Quran. Padahal, aku cukup dekat dengannya. Tidak tahu sama sekali, sebelum hari ini. Bermula ketika mulutku sedang berkomat-kamit, ia bertanya; "Sedang baca apa?" Aku menjawab; "Al-Matsurat Doa Pagi dan Petang." Ia lalu menyodorkan Al-Matsuratnya kepadaku dan mempersilahkanku membacanya. Awalnya aku menolak, karena aku merasa sudah hafal 100%. Tahukah kamu apa yang kemudian dikatakannya?

"Sampai detik ini, aku masih selalu membaca Al-Quran, sekalipun aku sudah hafal seluruhnya. Kamu mau tahu apa alasannya? Sebab, aku ingin mataku, lidahku dan telingaku mendapat pahala juga karena membaca Al-Quran, sekalipun aku sanggup menghafal tanpa membacanya."

Sungguh, ia amat tawadhu dan rendah hati. Lebih dari itu, aku yakin ia pun ingin menyembunyikan hafalannya. Sehingga setiap orang yang melihatnya membaca Al-Quran, tidak mengira sama sekali bahwa ia adalah seorang Penghafal. Subhanallah! Mampukah kita sedemikian rendah hati?

Senin, 06 Juni 2016

Ukuran Ikhlas adalah Tak Terukur

Ada adik baru di kosanku. Malam ini kami beramai-ramai sholat Tarawih di masjid. Setelah sholat Isya, seperti biasa, ada ceramah yang disampaikan oleh seorang ustad. Si adik tadi bertanya kepada temannya; "Kira-kira ustad itu ikhlas nggak ya?" Tentu saja mataku melotot mendengar pertanyaan tersebut. Temannya menjawab; "IKHLAS itu urusan Allah. Kita tidak akan pernah bisa mengukurnya. Kenapa bertanya seperti itu?" Adik tadi menjawab lagi; "Karena ustad itu nanti pas pulang pasti dikasih duit sama pengurus masjid ini." Temannya berusaha menjawab lagi; "Bahkan jika ia diberi uang sekalipun, kita tidak bisa seenaknya saja menilainya TIDAK IKHLAS. Itu rezekinya, sebab ia telah berbagi ilmu dan nasehat dengan kita semua." Penjelasan itu ternyata cukup. Tidak ada lagi komentar selanjutnya dari si adek. Semoga ia faham..

Minggu, 05 Juni 2016

Memelihara lingkungan adalah Amal Jariyah

Kemarin temanku yang hobi membaca tulisanku menyadarkanku bahwa menulis adalah ladang AMAL JARIYAH. Dan, hari ini ia kembali menyadarkanku bahwa melestarikan lingkungan juga merupakan amal Jariyah. Baru beberapa hari yang lalu aku kembali dari pengabdian sebagai Relawan Pencegahan Kebakaran Lahan dan Hutan (Karlahut).

"Menanam 1 pohon saja sudah menjadi amal jariyah, apalagi menyelamatkan hutan? Ada berapa banyak pohon di dalamnya?" katanya.

Sabtu, 04 Juni 2016

Segerakanlah niat baik

Hari ini aku dinasehati oleh seorang sahabat.
Katanya; "Kalau ada niat berbuat BAIK, segerakanlah. Kalau ada niat untuk BERSILATURAHMI, segerakanlah! Karena tidak tahu sampai di mana batas umur dan kesempatan kita. Bisa jadi umur kita yang tidak lagi cukup untuk bertemu dengannya, atau umur orang tersebut yang tidak lagi cukup untuk bertemu dengan kita. Siapa yang tahu kan? Umur itu rahasia Allah."

Aku tertegun. Sebagai orang yang sering kali menunda, aku kembali disadarkan.

Jumat, 03 Juni 2016

Mahar Terbaik laki-laki

Dalam sebuah cafe, aku mendengar percakapan 2 bersahabat yang duduk di depanku. Mereka sedang membahas tentang pernikahan.
A : "Aku ingin menjadi sebaik-baik wanita juga kalau begitu! Aku ingin meringankan mahar orang yang mengkhitbahku kelak. Se-ringan-ringannya dengan mahar TERMURAH"
B : "Aku setuju. Tapi, kamu perlu tahu juga bahwa sebaik-baik laki-laki adalah yang mengkhitbahmu dengan mahar TERBAIK."
Sebagai orang yang nantinya juga akan menikah, aku tersenyum mendengar percakapan mereka berdua. Ilmu baru lagi untukku yang sedang bersiap ini.

Kamis, 02 Juni 2016

Anak yang tumbuh Ceria dan Cerdas

Hari ini pak Mul membeli mesin cuci baru. Ia ingin istrinya yang sedang hamil muda itu tidak perlu lagi capek mencuci baju. Ah, romantis sekali! Pak Mul adalah suami yang sangat penyayang. Tak pernah terdengar TERIAKAN atau MAKIAN dari rumah ini. Anak-anaknya pun tidak ada yang nakal. 2 putrinya itu tumbuh dengan ceria dan cerdas. Aku sampai penasaran dengan caranya mendidik; "Pak, apa rahasianya supaya anak-anak terdorong untuk belajar dengan sendirinya?"

Pak Mul menjawab dengan tenang; "Intinya anak-anak itu jangan sampai TERBEBANI. Apalagi kalau sampai dimarahi karena pekerjaan di rumah. Janganlah pokoknya! Makanya Bapak beli mesin cuci itu supaya anak Bapak yang SMP itu nggak perlu lagi nyuci baju pakai tangan. Bapak dulu adalah anak yang cerdas sebenarnya, tapi setiap kali pulang sekolah selalu menggembala kambing. Huahhh.. mana terfikir lagi sama pelajaran sekolah deh!" jelas pak Mul, jenaka.

Rabu, 01 Juni 2016

Memperbesar Kapasitas Ruang untuk Cinta

Aku adalah anak muda yang sedang tumbuh menjadi orang dewasa. Belakangan, aku sangat suka tentang hal-hal yang berbau PERNIKAHAN. Hari ini aku bertamu ke rumah Oom yang baru saja lahir anak pertamanya. Dengan entengnya, aku nanya ke Tante; "Tante nggak khawatir perhatian dan kasih-sayang Oom nggak seutuh dulu karena kalian udah punya dedek bayi?"

Ooom ternyata mendengar pertanyaanku itu. Ia lalu menjawab; "Cara pandangnya donk yang harus diubah; Bukan MEMBAGI cinta, tapi memperbesar KAPASITAS cinta. Jadi, semuanya bisa dicintai dengan maksimal. Contohnya gini, ketika kita nggak muat lagi naik motor, ya harus naik mobil donk! Bukan maksain berbagi tempat duduk di motor sempit itu. Gitu loh!"