Namanya Mizu. Ia adalah seorang laki-laki yang sholeh. Dia memang bukan anak ROHIS, tapi siapapun bisa merasakan bahwa ada ROHIS di dalam hatinya. Suatu hari, aku bertanya kepadanya; "Kalau temanmu ada yang pacaran, apakah kamu akan mengupayakan supaya mereka berdua PUTUS?"
Ia menjawab; "Ya nggak serta merta begitu donk! Tanya dulu; 'Adakah niat menikahinya?' Jika dia menjawab iya, maka sebaiknya kita justru menolongnya memampukan diri. Kalau pun dia menjawab bahwa dia belum punya/belum yakin untuk menikah, menurutku kita juga tidak berhak untuk mengintimidasinya. Akan jauh lebih baik kalau kita menasehatinya tentang Halalkan atau Putuskan. Setidaknya ini menurutku. Dan pendapatku bukanlah yang terbaik."
Ia menjawab; "Ya nggak serta merta begitu donk! Tanya dulu; 'Adakah niat menikahinya?' Jika dia menjawab iya, maka sebaiknya kita justru menolongnya memampukan diri. Kalau pun dia menjawab bahwa dia belum punya/belum yakin untuk menikah, menurutku kita juga tidak berhak untuk mengintimidasinya. Akan jauh lebih baik kalau kita menasehatinya tentang Halalkan atau Putuskan. Setidaknya ini menurutku. Dan pendapatku bukanlah yang terbaik."