Selasa, 05 April 2016

Menghargai Jamuan Tuan Rumah

Hari ini aku baru sadar kenapa Mizu selalu bersegera menyantap jamuan yang disodorkan kepadanya ketika ia bertamu. Sekalipun saat itu ia sudah kenyang, ia tetap mengambil makanan/minuman itu sekalipun hanya sedikit untuk mencicipinya. Sedangkan aku? Sekalipun disajikan makanan, jika aku sudah kenyang atau sedang tidak berselera, biasanya sajian itu tidak akan ku sentuh. Kadang aku berfikir, sopankah apa yang ku lakukan ini? Mizu pun tidak pernah menegurku hingga hari ini aku yang bertanya kepadanya. “Apakah memakan hidangan yang disajikan ketika kita bertamu itu hukumnya wajib?”

Ia menjawab dengan sangat sederhana; “Ilmuku masih kurang. Aku tidak tahu persis apakah itu wajib atau tidak dalam agama. Tapi yang jelas, tuan rumah itu menyajikan makanan untuk memuliakan tamunya. Jadi, kalau kita menyantapnya, itu membuatnya lega sebab hajatnya telah sampai. Jika tidak, barangkali ia tidak akan marah, tapi boleh jadi ia kecewa. Ini hanya pendapatku saja. Maaf jika kurang tepat.”