
Hari ini aku baru sadar kenapa Mizu selalu bersegera
menyantap jamuan yang disodorkan kepadanya ketika ia bertamu. Sekalipun saat
itu ia sudah kenyang, ia tetap mengambil makanan/minuman itu sekalipun hanya
sedikit untuk mencicipinya. Sedangkan aku? Sekalipun disajikan makanan, jika
aku sudah kenyang atau sedang tidak berselera, biasanya sajian itu tidak akan
ku sentuh. Kadang aku berfikir, sopankah apa yang ku lakukan ini? Mizu pun
tidak pernah menegurku hingga hari ini aku yang bertanya kepadanya. “Apakah
memakan hidangan yang disajikan ketika kita bertamu itu hukumnya wajib?”
Ia menjawab dengan sangat sederhana; “Ilmuku masih kurang.
Aku tidak tahu persis apakah itu wajib atau tidak dalam agama. Tapi yang jelas,
tuan rumah itu menyajikan makanan untuk memuliakan tamunya. Jadi, kalau kita
menyantapnya, itu membuatnya lega sebab hajatnya telah sampai. Jika tidak,
barangkali ia tidak akan marah, tapi boleh jadi ia kecewa. Ini hanya pendapatku
saja. Maaf jika kurang tepat.”