Jumat, 22 April 2016

Sayang banget kalau telingaku nganggur

Aku bertanya kepada seorang teman yang selalu menyalakan suara murothal Al-Quran ketika ia hendak menulis; "Kenapa sih selalu ngidupin murothal?"
Ia menjawab; "Daripada telingaku nganggur, mending dijejalin pahala aja, heheee."
Aku bertanya lagi; "Memangnya kamu nggak terganggu? Nulis itu bukannya butuh ketenangan ya?"
Ia menjawab; "Nggak sih. Normal aja. Aku bisa fokus nulis bahkan di tempat ribut sekalipun. Aku hanya butuh tangan, fikiran/perasaan dan mata aja untuk modal menulis. Makanya, sayang banget kalau telingaku nggak dapat pahala, hehee."